Pengalaman menjadi ibu tunggal, baik karena bercerai, kehilangan akibat kematian, maupun pilihan untuk membesarkan anak seorang diri, tentu menjadi keputusan yang besar. Langkah ini dapat mengubah kehidupan seseorang, secara signifikan.
Fitri, bukan nama sebenarnya (29 tahun) mengaku pengalaman menjadi ibu tunggal membuat kondisi emosionalnya cukup tertekan. Pada mulanya menjadi ibu tunggal membuatnya merasa stres, terlebih karena masalah finansial yang harus dihadapi. Namun seiring berjalannya waktu, perempuan tersebut berupaya untuk mencari tujuan hidup baru.
Fitri berbagi, "Ketika melihat kondisi sekarang yang semuanya harus bertumpu ke diri saya sendiri, muncul rasa khawatir akan kekurangan dalam menafkahi anak, khawatir tidak bisa memberikan yang terbaik dan lebih capek ternyata."
The Seleni Institute, lembaga non profit yang fokus pada isu kesehatan mental perempuan mencatat, Ibu tunggal menghadapi sejumlah tantangan seperti keraguan pada diri sendiri, kesulitan membuat keputusan, serta stres dan anxiety terhadap masalah keuangan. Tak hanya itu, dalam Psychology Today juga ditemukan bahwa orangtua tunggal cenderung merasa tidak memiliki siapa pun yang bisa dijadikan tempat curhat, meminta bantuan, atau mencari dukungan.
Pemaparan tersebut menunjukkan pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar kepada ibu tunggal. Baik oleh keluarga, sahabat, maupun masyarakat di sekitar. Bagaimana memberikan dukungan bagi single mom agar dapat bertahan dan melalui momen sulit dalam hidupnya?