Tantrum pada anak digambarkan sebagai ledakan emosi yang intens, seperti rasa marah, kecewa, dan frustasi. Ini merupakan hal baru bagi anak usia dua tahun yang masih belum bisa menenangkan dirinya sendiri. Akibatnya, anak akan menangis, berteriak, meronta, memukul, melempar, atau membenturkan kepalanya.
Tantrum wajar sekali dialami anak usia dua tahun hingga lima tahun karena ini merupakan tahap perkembangan mental anak. Dan biasanya, tantrum sering terjadi ketika anak bersama orangtua, atau pengasuh yang mereka merasa aman. Karena ini cara anak mengomunikasikan keinginannya kepada orang yang mereka percaya.
Meski melelahkan, tenang saja tantrum akan mulai berkurang saat anak sudah lebih mampu mengomunikaskan keinginan dan kebutuhannya. Berikut lima tahap proses tantrum yang terjadi di otak anak. Orangtua bisa mencegahnya sebelum terlambat!