Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bertetangga (pexels.com/Lisa Fotios)

Tetangga itu ibarat keluarga kedua, karena hampir setiap hari kita bertemu dan berinteraksi dengan mereka. Namun, gak semua tetangga itu asyik, kan? Ada juga yang bikin kita geleng-geleng kepala, bahkan sampai naik darah.

Mungkin di awal-awal bertemu, semuanya terlihat baik-baik saja. Tetangga menyapa dengan ramah, ngobrol santai di sore hari, atau bahkan saling bertukar masakan. Namun seiring waktu berjalan, sifat asli mulai muncul. Tadinya asyik, tiba-tiba jadi super sensitif. Awalnya kalem, mendadak jadi ratu gosip. Semua itu bisa bikin kita mikir dua kali setiap mau berinteraksi. Dan jujur saja, kadang kita cuma bisa mengelus dada atau berusaha buat gak tersulut emosi. Yuk, kita bahas tipe-tipe tetangga yang bisa bikin hari-hari kita penuh warna, tapi kadang juga penuh drama!

1. Bawa perasaan

Ilustrasi bawa perasaan (pexels.com/Andrew Neel)

Pernah gak, sih, kalian ngobrol biasa saja, tapi tetangga tiba-tiba baper dan ngambek tanpa alasan yang jelas? Nah, inilah yang disebut tetangga baper alias bawa perasaan. Mereka cenderung sensitif berlebihan dan mudah tersinggung bahkan untuk hal-hal sepele. Misalnya, kita lupa menyapa mereka saat lewat depan rumah karena sedang buru-buru, eh, besoknya mereka langsung pasang muka jutek dan menghindari kita. Atau saat kita mengadakan acara kecil di rumah dengan sedikit kebisingan, mereka langsung merasa terganggu dan ngomel-ngomel sepanjang hari.

Menghadapi tetangga tipe ini memang butuh ekstra kesabaran. Mungkin baiknya kita lebih peka dan berhati-hati dalam bersikap serta berbicara agar tidak memicu perasaan negatif mereka. Namun, jangan sampai juga kita jadi merasa terbebani, ya. Terpenting, selalu jaga komunikasi yang baik dan kalau perlu, ajak mereka ngobrol dari hati ke hati supaya gak ada salah paham.

2. Tukang gosip

Ilustrasi tukang gosip (pexels.com/Keira Burton)

Ini dia tipe tetangga yang paling sering kita temui di lingkungan mana pun. Si tukang gosip selalu update dengan segala informasi, entah itu benar atau cuma sekadar asumsi belaka. Mereka senang membicarakan kehidupan orang lain dan sering kali menambahkan "bumbu" agar cerita mereka semakin menarik. Bayangkan saja, kita baru beli barang baru, besoknya sudah tersebar cerita kalau kita habis dapat warisan besar. Atau saat ada tetangga lain yang mengalami masalah, mereka dengan sigap menyebarkan kabar tersebut ke seluruh penjuru komplek dengan versinya sendiri.

Berurusan dengan tetangga tukang gosip memang tricky. Cara terbaik adalah tidak memberikan mereka "bahan" untuk digosipkan. Jaga privasi kita dan hindari menceritakan hal-hal pribadi kepada mereka. Kalau mereka mulai menanyakan hal-hal yang terlalu dalam, kita bisa menjawab dengan santai tanpa memberikan detail yang berlebihan. Ingat, telinga mereka mungkin lebih tajam dari yang kita kira.

3. Berlaku seenaknya

Ilustrasi berlaku seenaknya (pexels.com/Liza Summer)

Tipe tetangga ini biasanya merasa lingkungan sekitar adalah milik pribadi. Mereka parkir kendaraan sembarangan, memutar musik dengan volume kencang tengah malam, atau membuang sampah tidak pada tempatnya tanpa memikirkan kenyamanan orang lain. Tindakan-tindakan seperti ini tentu saja membuat kita merasa tidak nyaman dan terganggu.

Untuk menghadapi tetangga yang berlaku seenaknya, komunikasi adalah kuncinya. Cobalah berbicara baik-baik dan sampaikan keberatan kita dengan sopan. Jika pendekatan personal tidak berhasil, mungkin melibatkan pengurus lingkungan atau pihak berwenang bisa menjadi solusi terakhir. Terpenting, selalu usahakan untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan tanpa konfrontasi yang berlebihan.

4. Suka menghasut orang lain

Ilustrasi menghasut orang lain (pexels.com/Yan Krukau)

Ada juga tetangga yang hobi banget mengadu domba atau memprovokasi orang lain. Mereka senang melihat orang lain berselisih dan merasa puas jika berhasil menciptakan konflik di lingkungan sekitar. Misalnya, mereka menyebarkan cerita palsu tentang kita kepada tetangga lain sehingga tercipta ketegangan dan kesalahpahaman. Atau mereka memprovokasi pihak tertentu untuk bertindak negatif terhadap kita dengan informasi yang tidak benar.

Menghadapi tetangga seperti ini membutuhkan kewaspadaan dan ketegasan. Penting bagi kita untuk menjaga reputasi dan menjalin hubungan baik dengan tetangga lain agar tidak mudah terpengaruh oleh hasutan tersebut. Jika mendengar rumor negatif tentang diri kita, segera klarifikasi dan bicarakan secara langsung dengan pihak terkait. Jangan biarkan fitnah dan hasutan merusak keharmonisan lingkungan kita.

5. Tidak tahu batasan

Ilustrasi tidak tahu batasan (pexels.com/Christina Morillo)

Tipe tetangga ini cenderung terlalu mencampuri urusan pribadi kita dan seringkali melewati batas-batas kesopanan. Mereka masuk ke rumah tanpa izin, bertanya hal-hal yang sangat pribadi, atau bahkan ikut campur dalam keputusan keluarga kita tanpa diminta.

Untuk menjaga batasan, penting bagi kita untuk menetapkan dan mengomunikasikan batasan tersebut dengan jelas. Jika mereka mulai melewati batas, sampaikan dengan sopan bahwa kita merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut. Tunjukkan sikap tegas tapi tetap ramah agar mereka mengerti dan menghormati privasi kita.

6. Merasa Istimewa

Ilustrasi merasa istimewa (pexels.com/cottonbro studio)

Tetangga yang merasa istimewa ini yakin bahwa dunia berputar di sekitar mereka. Mereka selalu ingin menjadi pusat perhatian dan mendapatkan perlakuan khusus, seolah-olah tanpa mereka, semuanya akan kacau. Misalnya, saat ada rapat warga, mereka ingin suaranya didengar paling dulu dan paling keras. Dalam hal apapun, mereka ingin dinomor satukan, kalau tidak, siap-siap ada drama tambahan.

Tetangga tipe ini juga cenderung meremehkan orang lain yang dianggap tidak setara dengan mereka. Mereka selalu punya standar tinggi yang harus diikuti, dan kalau ada yang tidak memenuhi, langsung, deh, keluar sikap sinis. Dalam menghadapi mereka, penting untuk tetap sabar tapi juga tegas dalam menetapkan batasan agar tidak terjebak dalam drama yang bikin capek hati.

7. Suka menjual kesedihan

Ilustrasi suka menjual kesedihan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada tetangga yang selalu membawa aura negatif dengan terus-menerus menceritakan kesedihan dan masalah mereka. Setiap kali bertemu, mereka selalu mengeluh dan mengasihani diri sendiri, seolah-olah dunia selalu tidak adil kepada mereka. Mereka mungkin sering meminjam uang dengan alasan kesulitan finansial, tapi tidak pernah berusaha untuk memperbaiki keadaan. Atau mereka selalu mencari perhatian dan simpati dari orang lain dengan menceritakan betapa beratnya hidup mereka, meskipun sebenarnya tidak seburuk itu.

Menghadapi tetangga seperti ini, kita perlu bersikap empati tapi tetap realistis. Dengarkan keluhan mereka secukupnya, tapi jangan sampai terjebak dalam drama yang mereka ciptakan. Jika mereka meminta bantuan, pertimbangkan dengan bijak apakah kita benar-benar mampu membantu atau tidak. Jangan sampai kebaikan hati kita dimanfaatkan secara berlebihan.

Gak ada manusia yang sempurna, termasuk tetangga kita. Mungkin ada saat-saat di mana mereka menyebalkan dan bikin geleng kepala. Namun di sisi lain, mereka juga bisa jadi teman yang asyik dan membantu. Lagi pula, setiap tantangan dalam hidup pasti ada solusinya, termasuk soal bertetangga. Kuncinya adalah sabar, komunikasi yang baik, dan pastinya, jangan gampang terbawa emosi. Kalau memang ada yang perlu dibicarakan, lakukan dengan kepala dingin dan hati terbuka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team