5 Tips Ajarkan Rasa Syukur pada Anak Atas Turunnya Hujan, Kasih Contoh

Ketika musim hujan datang, anak-anak bisa meresponsnya secara berbeda-beda. Ada anak yang gembira karena dapat bermain hujan, tapi ada pula yang lebih sering cemberut sebab tak leluasa bermain di luar rumah. Ia gak bisa bermain sepak bola bersama teman-teman, bersepeda, dan sebagainya.
Tubuhnya pun mungkin lebih mudah sakit sehingga lebih sering tidak masuk sekolah dibandingkan kala kemarau. Mungkin juga, anak tidak kesal maupun senang dengan hujan, melainkan masih bingung kenapa hujan mesti turun disertai petir, angin kencang, dan awan gelap yang menakutkan?
Yuk, ambil kesempatan buat mengajarkan hal yang positif pada anak tentang musim hujan. Terutama mengenai rasa syukur, supaya dia tidak lagi menganggap turunnya hujan sebagai sesuatu yang menyebalkan.
Bantu anak melihat sisi-sisi positif dari musim hujan dengan lima tips di bawah ini. Jangan lagi anak merasa bosan ketika mesti di rumah saja lantaran hujan begitu deras.
1. Orangtua juga gak boleh kesal ketika hujan turun
Anak sering kali adalah cerminan dari orangtuanya. Kalau kita gampang kesal saat turun hujan, ia pun meniru kesukaan kita mengeluhkan musim hujan. Beberapa bulan ke depan dijamin suasana rumah terasa gak kondusif sebab semua orang meributkan hujan seakan-akan hujan tidak bermanfaat buat kehidupan.
Orangtua mesti menunjukkan sikap yang tenang bahkan senang-senang saja ketika hujan turun. Meski pulang dalam keadaan basah, kita cuma perlu segera mandi dan berganti pakaian. Tidak usah sewot seakan-akan seharusnya hujan turun nanti-nanti saja, setelah kita sampai di rumah.
Apa yang dilakukan orangtua niscaya ditiru oleh anak. Dia tak berlebihan dalam merespons hari-hari yang basah di mana-mana. Anak belajar mengembangkan pikiran yang positif serta berpikir praktis dalam menghadapi musim ini.