ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Monstera Production)
Setelah marah-marah, orangtua cuma ingin melihat satu hal darimu yaitu perubahan diri ke arah yang lebih baik. Hanya itu yang dapat membuat mereka tenang. Jangan cuma pura-pura berubah ketika di depan mereka, tetapi di belakangnya masih sama saja.
Orangtua akan sangat menghargai kesadaranmu buat bersikap lebih baik. Mereka juga gak bakal lepas tangan dan tetap mendampingimu dalam proses perubahan tersebut. Akan tetapi, kemauanmu sendiri mesti kuat supaya perubahan ke arah yang positif konsisten dilakukan.
Bahkan bila itu perlu ditempuh dengan menjauhi sejumlah teman yang berpengaruh buruk, lakukan saja. Jangan takut kamu menjadi tidak punya kawan. Keluar dari circle yang negatif malah akan membawamu masuk ke lingkaran pertemanan yang positif.
Ketika orangtua marah, belajarlah untuk tidak meresponsnya dengan kemarahan pula. Sekalipun dorongan itu terasa besar karena emosimu sendiri masih labil, suasana bakal tambah gak keruan bila kalian bertengkar. Terkadang, orangtua memang perlu memarahi anaknya sebelum perilaku yang kurang baik betul-betul melewati batas serta sukar diubah.
Selama sebab kemarahan mereka jelas, keduanya bukan orangtua yang toksik. Kamu mesti berintrospeksi demi kebaikanmu sendiri. Sehebat apa pun orangtua tak akan mampu mendatangkan kebaikan untukmu apabila kamu terlalu keras kepala. Oleh sebab itu, dengarkan mereka terlebih dahulu dan terapkan tips hadapi kemarahan orangtua seperti penjelasan di atas.