Dian Ayu Lestari, Content Creator dan Momfluencer sedang berdiskusi dalam acara virtual peluncuran aplikasi Cussons Kids Play oleh Cussons Kids Indonesia dengan tajuk The Power of Playing Game: Bonding Time with Kids. 21 Desember 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto
Perkembangan anak tak hanya dipengaruhi berdasarkan kemampuan turunan saja, melainkan juga lingkungan, orangtua, media, dan budaya. Saat ini, kita berada di budaya digital yang melibatkan teknologi komputer sehingga akrab dengan gadget.
Pada kondisi inilah, tantangan orangtua untuk menjadikan anak yang tangguh, semakin berat. Namun, Vera mengungkapkan bahwa anak tentu boleh diperkenalkan dengan gadget. Sebab, usia 6 tahun awal anak adalah masa bermain.
“Di 6 tahun awal anak adalah bermain. Ada bermain pasif dan aktif. Anak butuh bermain 5 jam per hari, di mana 2,5 jam bermain aktif dan 2,5 jam bermain pasif. Pasif ini bercerita, bermain games, dan bisa belajar dari games. Gadget itu adalah metode untuk bermain,” ungkapnya.
Setuju dengan pendapat tersebut, Dian Ayu Lestari, Content Creator sekaligus Momfluencer mengatakan jika anak itu hidup di era teknologi sehingga kita harus menyiasatinya dengan ikut bermain bersama.
“Anak itu hidup di era teknologi. Kita gak bisa balikin mereka ke era kita yang main dengan batu dan tanah. Oleh karena itu, kalau aku sih menyiasatinya dengan ikut bermain ketika dia bermain dengan teknologi. Misalnya, dia mau main games. Kita ajak main bareng, lalu aku sok sok bertanya cara main game-nya seperti apa. Jadi, dari gadget itu tetap bisa membangun bonding antara orangtua dan anak,” ceritanya.
Menanggapi hal ini, Vera pun menuturkan bahwa asosiasi anak di Amerika memberikan waktu khusus bermain gadget kepada anak selama satu jam. “Khusus untuk gadget, asosiasi anak di Amerika hanya menyarankan 1 jam. Sebab, sensor motorik anak sedang berkembang dan butuh memegang aspek yang lain,” tegasnya.