ilustrasi ayah dan anak (unsplash.com/Caroline Hernandez)
Selain memahami emosi mereka sendiri, anak-anak juga perlu belajar untuk memahami emosi orang lain. Ini penting agar mereka dapat berempati dan berinteraksi dengan orang lain dengan baik. Sebagai orangtua, kita dapat membantu dengan mengajak anak mencoba melihat suatu situasi dari sudut pandang orang lain. Misalnya, jika adiknya menangis, tanyakan pada anak apa yang mungkin dirasakan adiknya dan mengapa.
Kita juga bisa menggunakan cerita untuk membantu anak memahami emosi orang lain. Misalnya, saat membacakan dongeng, kita bisa mengajak anak menebak perasaan sang tokoh. Atau, ketika menonton film bersama, kita bisa mendiskusikan emosi para karakternya. Dengan begitu, secara bertahap kemampuan anak dalam memahami perasaan orang lain akan berkembang.
Membantu mengasah emosi anak bukanlah hal yang mudah bagi orangtua. Dibutuhkan bimbingan dan contoh dari orangtua agar mereka dapat belajar keterampilan ini sejak dini. Jika kita membantu anak dengan penuh kesabaran dan ketulusan, maka lambat laun mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang matang dan sehat secara emosi. Kuncinya adalah jangan berhenti memberikan dukungan meskipun terkadang hasilnya tidak langsung terlihat.