Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orangtua (pexels.com/Tristan Le)

Masa pensiun bisa saja menjadi momen yang menakutkan untuk beberapa orang. Bukannya beristirahat dan menikmati masa tua, mereka akan rentan stres karena sudah tidak bisa bekerja lagi.

Besar kemungkinan mereka akan mengalami post power syndrome, yaitu sebuah sindrom yang dialami seseorang saat mereka kehilangan jabatan, kedudukan, pekerjaan, dan kekuasaan serta diikuti oleh menurunnya harga diri.

Orangtua yang mengalami post power syndrome biasanya lebih emosional, mudah tersinggung, pemurung, dan sulit dimengerti keinginannya. Tentunya, perubahan sikap ini bukan hal yang mudah dihadapi oleh orang disekitar, terutama sang anak.

Meskipun sudah berpuluh-puluh tahun hidup bersama, seringkali anak akan terpancing emosi saat menghadapi orangtua dengan post power syndrome.

Sabar dulu, jangan ikutan emosi. Beri waktu dirimu untuk mengerti perubahan sikap dan emosi mereka. Terapkan sederet tips ini agar tetap tenang saat menghadapi orangtua dengan post power syndrome. Dampingi mereka menghadapinya, ya!

1. Mengertilah bahwa ini bukan situasi yang mudah dihadapi

ilustrasi orangtua sedang sedih (pexels.com/Ron Lach)

Seperti yang kita tahu, semakin bertambahnya usia, sikap orangtua akan semakin kekanak-kanakan. Maka dari itu, kebanyakan orang berpikir bahwa orangtua yang mengalami post power syndrome bersikap terlalu berlebihan agar diperhatikan oleh orang sekitarnya. Padahal, mereka tidak bermaksud seperti itu.

Kita harus memiliki rasa empati dan mengerti bahwa situasi ini bukanlah hal yang mudah dihadapi. Orangtua bisa saja merasa kesepian, tidak berguna dan depresi saat mereka tidak produktif lagi. Sebagai anak yang baik, kita tidak boleh meremehkan keadaan ini, ya!

2. Jangan tunjukan rasa kasihan

Editorial Team

Tonton lebih seru di