Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang ibu dengan anaknya (freepik.com/freepik)

Memasuki 2 tahun, anak butuh disapih agar gak selalu mencari ASI setiap saat. Selain baik bagi anak, proses ini sebenarnya juga baik bagi sang ibu. Akan tetapi, gak bisa disangkal bahwa menyapih anak adalah tahap penting, tapi juga tantangan bagi orangtua.

Proses menyapih bisa memicu berbagai emosi, baik bagi anak maupun ibu. Biasanya ini akan diisi dengan drama atau kesulitan yang seolah tiada akhir. Namun, dengan persiapan dan pendekatan yang tepat, proses menyapih bisa dilakukan dengan lancar dan minim drama, lho.

1. Persiapkan anak dan dirimu sendiri secara mental

ilustrasi seorang ibu bersama anaknya sedang dalam perjalanan (freepik.com/freepik)

Sebelum mulai menyapih, persiapkan juga dirimu secara mental. Sebab, menyusui gak hanya melibatkan anak, tapi juga dirimu sebagai seorang ibu. Akan ada momen emosional nantinya yang mungkin harus kamu hadapi dan kamu harus ikhlas menjalaninya.

Pastikan bahwa kamu siap secara emosional untuk melepaskan peran menyusui dan membantu anakmu melewati tahap ini bersama-sama. Bicarakan hal ini dengan pasangan atau teman yang sudah berpengalaman dalam menyapih untuk mendapat dukungan dan saran.

2. Lakukan proses penyapihan secara bertahap

ilustrasi ibu dan anak (freepik.com/freepik)

Penyapihan secara bertahap adalah kunci penting untuk mengurangi trauma dan membuat proses lebih lancar. Mulailah dengan mengurangi sesi atau frekuensi menyusui secara bertahap. Jangan langsung berhenti apalagi membohongi anak.

Mulailah dengan menghilangkan sesi menyusui di siang hari dan pertahankan sesi menyusui saat malam hari saja. Kemudian, secara perlahan kurangi juga sesi menyusui malam hari sembari menjelaskan pada anak bahwa dia sudah perlu berhenti menyusu.

3. Berikan pengganti yang cocok

ilustrasi ibu memberikan susu pada anaknya (freepik.com/freepik)

Ketika kamu mengurangi atau menghentikan sesi menyusui, usahakan menyediakan pengganti yang cocok bagi anak. Berikan susu formula atau susu sapi yang direkomendasikan oleh dokter anakmu demi mencukupi kebutuhan gizinya.

Akan tetapi, jika anak sudah cukup besar, kamu bisa memberikan makanan padat yang bergizi untuk menggantikan kehilangan nutrisi dari ASI. Terpenting, anak bisa tetap tumbuh dan berkembang sesuai usianya.

4. Dampingi dan berikan kenyamanan pada anak

ilustrasi seorang ibu dan anaknya (freepik.com/freepik)

Selama proses menyapih, banyak ibu yang langsung menjaga jarak dengan anak. Padahal, ini justru bisa membuat anak merasa kecewa dan tantrum hingga berujung drama.

Sebaiknya, berikan dukungan dan kenyamanan kepada anak dengan mendampinginya selama masa ini. Berikan pelukan, pujian, dan perhatian saat anak merasa cemas atau rewel. Pastikan anak merasa dicintai selama proses ini untuk mengurangi kecemasannya.

5. Ciptakan rutinitas yang menenangkan

ilustrasi orang tua dan anak (pexels.com/Jep Gambardella)

Sejak lahir, anak terbiasa tidur sambil menyusui. Gak heran kalau dia akan kebingungan jika tiba-tiba disapih.

Supaya gak mengagetkannya, ciptakan rutinitas yang menenangkan sebelum tidur untuk membantu anak mengatasi kegelisahan dan sulit tidur. Misalnya, menggosok gigi bersama, membaca cerita, atau menyanyikan lagu tidur yang menenangkan.

6. Sabar dan konsisten

ilustrasi ibu rumah tangga jadi freelancer (pexels.com/Jep Gambardella)

Proses menyapih mungkin memakan waktu dan membutuhkan kesabaran yang gak sedikit. Anak mungkin akan sedikit rewel dan merengek dan orangtua harus bekerja sama dalam hal ini.

Bersabarlah dengan anakmu dan berikan waktu yang cukup baginya untuk beradaptasi dengan perubahan. Konsisten dalam rutinitas yang sudah ditetapkan juga penting untuk membantu anak merasa aman dan terdorong menyesuaikan diri dengan perubahan yang dialaminya.

Menyapih anak merupakan proses alami dalam perkembangan anak sekaligus tantangan bagi sang ibu. Namun, tenang saja, dengan persiapan tepat dan kesabaran yang cukup, proses menyapih pasti bisa dilakukan dengan lancar dan minim drama. Semangat, Moms!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team