ilustrasi parenting (unsplash.com/Priscilla Du Preez 🇨🇦)
Empati tumbuh saat anak merasa dirinya juga dimengerti. Lewat pola asuh yang penuh perhatian, di mana orang tua hadir secara penuh, mendengarkan sungguh-sungguh, dan tidak reaktif, anak akan belajar mengelola emosinya sendiri dan jadi lebih peduli dengan orang lain. Saat orang tua terbiasa menanggapi anak dengan tenang dan sabar, anak juga akan meniru gaya tersebut dalam berinteraksi dengan temannya.
Ketika anak merasa tidak nyaman dengan perbedaan, jangan langsung menolak atau menyuruh mereka diam. Dengarkan perasaannya, bantu mereka menamai emosi yang muncul, dan arahkan secara perlahan agar mereka lebih memahami sudut pandang orang lain. Dengan cara ini, anak bukan cuma jadi lebih dewasa secara emosional, tapi juga lebih terbuka terhadap keberagaman di sekitarnya.
Menumbuhkan sikap toleran pada anak memang butuh waktu dan kesabaran, tapi hasilnya luar biasa. Lewat contoh dari orang tua, ruang untuk bertanya, pengalaman langsung, pendekatan disiplin yang bijak, dan empati yang tulus, anak akan belajar menyambut perbedaan dengan pikiran terbuka dan hati yang hangat. Mulai saja dari hal kecil tiap hari, perlahan tapi pasti, anak akan tumbuh jadi pribadi yang menghargai sesama dengan tulus.