Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ibu dan anak
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Intinya sih...

  • Jangan langsung memarahinya, diskusikan dengan anak secara sehat dan jangan larang anak menyebut kata pacaran tanpa penjelasan.

  • Tanyakan apa yang diketahui anak tentang pacaran, bersikaplah tenang agar anak terbuka dan jelaskan bahaya dari aktivitas berpacaran.

  • Lacak sumber paparan anak tentang pacaran, tanyakan dari mana ia mendengarnya dan selektif dalam menyetel hiburan yang dilihat dan didengar oleh anak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu dan pasangan baru tahu tentang kata pacaran atau mulai berpacaran ketika remaja. Misalnya, saat kalian duduk di bangku SMP atau SMA. Namun, sekarang anak tahu lebih banyak hal daripada ketika orangtua seusianya.

Ini tak lepas dari paparan informasi melalui media sosial dan berbagai tayangan televisi yang seharusnya gak ditonton anak-anak. Kamu serta pasangan mungkin kaget saat mendengar anak menyebut kata pacaran, berpacaran, atau pacar. Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua saat anak sebut kata pacaran?

1. Jangan langsung memarahinya

ilustrasi ibu dan dua anak (pexels.com/Artem Podrez)

Meski buatmu dan pasangan tidak pantas anak sekecil itu bicara soal pacaran, kalian kudu mampu menahan emosi. Kalau belum apa-apa kalian sudah marah, nanti malah gak bisa menggali lebih banyak informasi dari anak. Diskusi yang sehat pun tidak tercipta.

Anak cuma dilarang keras menyebut-nyebutnya kembali tanpa ada penjelasan apa pun. Ini justru dapat membuatnya tambah penasaran dan mencari tahu sendiri segala tentang aktivitas berpacaran. Tindakan begini sangat berbahaya.

Anak dapat dimanfaatkan oleh teman atau orang yang lebih dewasa dan terjadi perbuatan gak pantas. Orangtua memang wajib waspada ketika anak mulai mengenal kata pacaran. Akan tetapi, jangan pula terlalu takut sebab situasinya mungkin tak seburuk bayangan kalian.

2. Tanyakan apa yang diketahui anak tentang pacaran?

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Kampus Production)

Setelah anak mengucapkan kata pacaran beri perhatian lebih. Sekalipun tampaknya anak hanya mengucapkannya sambil lalu, ajak ia kembali ke topik tersebut. Tanyakan pada anak tentang apa yang diketahuinya seputar pacaran.

Barangkali tak mudah buat anak menjelaskannya. Tunggu dengan sabar dan jangan memasang raut wajah menyeramkan. Bersikaplah seakan-akan dirimu juga gak tahu sehingga betul-betul mengharapkan penjelasan dari anak.

Jawaban setiap anak kalau ditanya mengenai hal ini bisa berbeda-beda. Ada anak yang berpikir pacaran tidak lebih dari anak laki-laki dan perempuan yang berteman. Mereka bermain atau pergi dan pulang sekolah bersama.

Ada pula anak yang pernah melihat orang berpacaran melakukan perbuatan tertentu seperti berpelukan bahkan berciuman. Yang terakhir ini memang amat mengkhawatirkan. Namun, orangtua harus bisa terlihat tenang agar dapat lanjut ke tahap berikutnya.

3. Juga dari mana atau siapa ia mendengarnya?

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Apa pun pemahaman anak seputar kata pacaran, pacar, atau berpacaran penting untuk orangtua melacak sumbernya. Apakah anak mengetahui hal itu dari teman sebaya, tontonan, atau lainnya? Melacak sumber paparan krusial biar kamu dapat memblokirnya sejak sekarang.

Kalau anak bilang tahu soal pacaran dari kawan, tanyakan lagi siapa itu? Juga apa saja yang dikatakan atau ditunjukkannya pada anak? Takutnya anak diperlihatkan konten berpacaran yang gak pantas oleh temannya.

Apabila anak mendengar seputar pacaran dari tayangan seperti sinetron di televisi, waktunya semua orang dewasa di rumah berintrospeksi. Kalian mesti selektif betul dalam menyetel hiburan yang juga dilihat dan didengar oleh anak. Selama orangtua tetap tampak tenang, anak pasti terbuka. Ia gak mendeteksi bahaya di balik kejujurannya.

4. Apakah anak juga berpacaran?

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Tiger Lily)

Interogasi belum selesai. Pertanyaan mendebarkan ini harus disampaikan pada anak. Sekalipun kamu dan pasangan mungkin ngeri membayangkan jawabannya yang jujur. Kalian tidak tahu apa yang mesti dilakukan apabila anak sekecil itu sudah berpacaran.

Lagi-lagi kemungkinan jawaban anak bermacam-macam. Boleh jadi anak dengan cepat dan tegas menjawab gak pacaran. Meski beberapa temannya sudah punya pacar. Namun, buatnya berpacaran bikin risi. Kalian pasti lega bila jawaban anak seperti itu.

Akan tetapi, dapat pula anak mengaku punya pacar. Namun, pacar yang dimaksud gak lebih dari semua teman dekatnya yang lawan jenis. Kalian bukan hanya lega, melainkan menahan tawa mendengar kepolosan anak.

Bisa juga anak cuma menyebut satu nama sebagai pacarnya. Jawaban ini bikin jantung kalian seperti akan copot. Kuatkan diri buat kembali mencari tahu apa saja yang biasa dilakukan anak bersama pacarnya. Semoga tak ada hal-hal yang tidak pantas untuk usia mereka.

5. Nasihati anak supaya gak berpacaran dan berteman saja

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/cottonbro studio)

Apa pun jawaban anak atas pertanyaan di poin 4, orangtua wajib tetap menasihatinya. Sampaikan bahwa anak gak usah berpacaran dulu. Pacaran bukan aktivitas buat anak-anak.

Di usianya sekarang, ia harus fokus belajar. Waktu luang boleh dipakai untuk bermain bersama teman-teman, tapi bukan berpacaran. Semuanya cuma kawan. Beberapa di antaranya barangkali pantas disebut sahabat karena tingkat kedekatan mereka.

Akan tetapi, tetap tidak boleh berpacaran. Jelaskan bahwa berpacaran dapat mengganggu konsentrasi anak dalam belajar. Punya pacar juga bisa bikin kawannya berkurang. Lebih enak memiliki banyak teman daripada berpacaran.

Jika anak telah punya pacar dan ada indikasi hubungan mereka cukup serius seperti remaja, orangtua harus lebih tegas. Minta anak mengakhiri hubungannya sekarang juga. Kalau perlu kamu menelepon orangtua pacarnya biar sama-sama mengambil langkah tegas.

6. Bicarakan dengan guru supaya lebih mengawasi pergaulan murid-murid

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Yan Krukau)

Soal pacaran ini dapat dibawa ke guru di sekolah anak atau tidak tergantung situasinya. Kalau anak mengucapkan kata pacaran semata-mata akibat terpapar tayangan di rumah, tak melibatkan guru pun tidak apa-apa. Kuncinya, kamu dan pasangan harus lebih ketat dalam mengawasi anak di rumah.

Namun, guru wajib tahu apabila pacaran tampaknya telah menjadi hal biasa dalam pergaulan anak dengan teman-temannya di sekolah. Meski anak sendiri gak berpacaran, beberapa teman melakukannya. Guru bisa tidak mengetahuinya karena ini semacam rahasia di antara murid-murid.

Kamu tak perlu bikin gaduh grup orangtua siswa. Lebih bijak mendatangi atau berkomunikasi secara pribadi dengan wali kelasnya. Sampaikan apa yang didengar dari anak dan minta guru-guru lebih memperhatikan pergaulan murid serta gencar menasihati mereka.

7. Mengalihkan perhatian anak dari hal-hal seputar pacaran

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/olia danilevich)

Jangan terlalu takut menghadapi kenyataan anakmu sudah tahu segala tentang pacaran di usia sebelia ini. Lebih baik kamu mengetahuinya lebih cepat daripada selamanya gak mengerti. Nanti tiba-tiba anak makin besar dan pergaulannya kian tak terlacak.

Di usia anak-anak, perhatiannya sebetulnya cukup mudah dialihkan. Misalnya, anak mengerti soal pacaran dari konten-konten di media sosial atau acara televisi. Perhatian anak perlu dialihkan dari sumber paparan tersebut.

Tentu sulit jika anak cuma dilarang memakai gadget atau menonton televisi. Lebih baik ia diarahkan ke lebih banyak kegiatan yang ramah anak. Seperti ikut les renang, memasak, dan sebagainya. Di samping tayangan yang dinikmati anak tetap harus dikontrol.

Mudahnya akses terhadap berbagai informasi dan hiburan saat ini memang ada sisi minusnya di samping manfaatnya. Anak seperti dipaksa dewasa lebih cepat. Ia terpapar hal-hal yang dahulu cuma bisa diakses oleh orang dewasa atau setidaknya remaja. Lima hal yang harus dilakukan orangtua saat anak sebut kata pacaran bisa kamu jadikan solusi jika menghadapi kasus tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team