ilustrasi minum teh hangat (pexels.com/John Diez)
Tanggal 15 Desember juga diperingati sebagai Hari Teh Internasional. Teh telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia selama ribuan tahun, berawal dari sebuah legenda di Tiongkok yang menceritakan penemuannya oleh Kaisar Nun Shen lebih dari 4.000 tahun lalu. Secara tidak sengaja, daun teh yang tertiup angin ke dalam air mendidih, menghasilkan aroma yang menggugah dan melahirkan minuman teh pertama.
Seiring waktu, teh menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Eropa pada abad ke-16 melalui pedagang Belanda, lalu berkembang pesat sebagai komoditas global berkat peran Perusahaan Hindia Timur Inggris. Sejak saat itu, teh tidak hanya dikenal sebagai minuman, tetapi juga sebagai bagian dari sejarah perdagangan dunia.
Di luar cita rasa dan manfaat kesehatannya, teh memiliki kontribusi besar terhadap budaya serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat global. Saat ini, teh dibudidayakan di lebih dari 35 negara dan menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 13 juta orang. Untuk mengapresiasi peran tersebut, Hari Teh Internasional yang dimulai oleh serikat pekerja pada tahun 2005, hadir sebagai upaya merayakan warisan budaya, nilai ekonomi, serta mendorong praktik produksi teh yang lebih adil dan berkelanjutan. Melalui seminar, kampanye publik, dan kolaborasi antara petani, pelaku usaha kecil, serta organisasi masyarakat sipil, peringatan ini bertujuan memperjuangkan hak pekerja, keadilan sosial, dan keberlanjutan industri teh dari ladang hingga ke cangkir.