Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hidroponik (freepik.com/jcomp)

Untuk kamu yang suka berkebun, istilah hidroponik tentu sudah tidak asing di telinga. Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa tanah dengan memanfaatkan air sebagai media penghantar nutrisi. Teknik ini banyak disukai karena mudah, lebih higienis, dan fleksibel diterapkan di mana saja.

Terdapat beberapa jenis sistem hidroponik yang umum diterapkan diantaranya sistem sumbu, sistem drip, dan sistem apung. Seiring perkembangan zaman, sistem hidroponik terus mengalami inovasi sehingga semakin beragam. Yuk, simak tiga contoh modifikasi sistem hidroponik berikut ini.

1. Aeroponik

ilustrasi hidroponik (freepik.com/wirestock)

Aeroponik merupakan sistem budidaya tanaman dalam kondisi lingkungan yang lembab dan kaya nutrisi. Perbedaan sistem hidroponik umum dengan aeroponik terletak pada sistem transport nutrisi. Pada hidroponik, akar tanaman bersentuhan langsung dengan media air yang berisi nutrisi sedangkan pada aeroponik, akar tidak terendam dalam air melainkan menggantung di udara.

Pada sistem aeroponik, suplai nutrisi dilakukan dengan menyemprotkan nutrisi dalam bentuk kabut pada akar tanaman secara berkala. Akar akan menyerap nutrisi dan menggunakannya untuk mendukung pertumbuhan. Melansir Science Direct, sistem budidaya ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen, kualitas produk, dan kadar metabolit sekunder dalam tanaman.

Keuntungan lain sistem aeroponik yakni lebih efisien dalam penggunaan sumber daya. Dilansir Living Greens Farm,  sistem aeroponik mengurangi penggunaan lahan hingga 98%, memungkinkan budidaya tanaman sepanjang tahun, efisien penggunaan air serta lebih higienis. Sayangnya, biaya investasi yang perlu dikeluarkan untuk membangun sistem aeroponik tergolong tinggi sehingga umumnya digunakan untuk produksi bibit tanaman bernilai komersial tinggi.

2. Aquaponik

Editorial Team

Tonton lebih seru di