Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi iPhone (pexels.com/Ravi Roshan)
ilustrasi iPhone (pexels.com/Ravi Roshan)

Beberapa tahun belakangan ini muncul tren yang cukup unik, yaitu sewa iPhone. Cara ini adalah alternatif paling murah bagi seseorang yang membutuhkan iPhone untuk keperluan tertentu tanpa harus membelinya. Apalagi pada saat momen menjelang Lebaran seperti sekarang, tren menyewa iPhone semakin ramai saja.

Banyak orang ingin tampil lebih keren saat berkumpul dengan sanak saudara dan berfoto ria pakai HP flagship. Namun, apakah kamu benar-benar perlu menyewa iPhone hanya untuk momen Lebaran? Coba deh, pikir-pikir dulu. Berikut empat alasan mengapa kamu gak perlu melakukan itu. Keep scrolling, Guys!

1. Hanya mengikuti gengsi sesaat, rugi!

ilustrasi berkumpul dengan teman (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Satu alasan paling mendasar dari tren ini adalah karena gengsi. Menyewa iPhone cuma biar kelihatan keren di depan keluarga dan teman sebenarnya tidak terlalu penting. Jangan jadikan momen berharga ini sebagai ajang buat pamer gadget. Kebahagiaan saat Lebaran tidak diukur dari merek ponsel yang digunakan, tetapi dari kebersamaan dan momen yang berharga bersama orang-orang terdekat.

Lagipula jika niatmu sewa iPhone adalah supaya terlihat keren karena punya HP mewah, tidakkah kamu merasa malu karena sudah berbohong? Belum lagi jika ternyata ada orang yang tahu kalau kamu sewa iPhone, padahal kamu ngakunya itu punyamu sendiri. Sudahlah, buang saja gengsimu!

2. Biaya sewa bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat

ilustrasi menghitung uang (unsplash.com/Alexander Grey)

Harga sewa iPhone bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung model dan durasi peminjaman. Uang sebesar itu seharusnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih penting dan bermakna. Misalnya untuk berbagi THR dengan keluarga, membeli makanan Lebaran, atau ditabung untuk keperluan lain.

Menyewa iPhone hanya memberikan keuntungan sementara. Setelah masa sewa habis, smartphone harus dikembalikan dan kamu tidak bisa menggunakannya lagi. Daripada menyewa, lebih baik menabung untuk membeli smartphone yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.

3. Kualitas kamera smartphone saat ini sudah cukup baik

ilustrasi selfie (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika alasan utama menyewa iPhone adalah untuk mendapatkan hasil foto yang bagus, sebenarnya kamu gak wajib pakai iPhone, lho. Sekarang sudah banyak sekali smartphone kelas menengah dengan kualitas kamera yang cukup mumpuni. Dengan sedikit pengeditan, hasil foto dari ponsel yang lebih murah pun tetap bisa terlihat menarik.

Kualitas kamera pada HP kelas menengah ke atas sudah cukup dapat diandalkan buat keperluan posting di medsos. Jadi, kalo kamu cuma butuh dokumentasi dan berbagi momen Lebaran di medsos, kamu gak perlu sampai sewa iPhone, kok.

4. Awas, ada risiko yang mesti siap ditanggung

ilustrasi smartphone rusak (freepik.com/bublikhaus)

Sewa iPhone mungkin terlihat lebih menguntungkan daripada harus membelinya. Tapi jangan lupa bahwa ada juga risiko dari hal ini. Membawa iPhone sewaan ke acara keluarga atau tempat umum selama Lebaran tentu punya risiko kehilangan atau kerusakan. Hal ini bisa membuatmu gak tenang karena dibayangi rasa cemas dan khawatir.

Jika ponsel rusak, tentu saja kamu harus bertanggung jawab untuk membayar biaya perbaikan ditambah dengan biaya sewa. Jika apesnya ponsel sampai hilang, maka siap-siaplah ganti rugi sampai jutaan rupiah. Alih-alih berbahagia di hari kemenangan, bisa jadi kamu malah bertemu nasib apes seperti ini.

Menyewa iPhone untuk Lebaran bukanlah kebutuhan yang wajib. Dengan menghindari tren ini, kamu bisa menghemat uang, mengurangi risiko, dan menikmati Lebaran dengan lebih sederhana namun tetap berkesan. Jadi, daripada mengikuti tren gengsi sesaat, lebih baik manfaatkan momen Lebaran untuk hal-hal yang lebih berarti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team