ilustrasi pria yang frustasi (pexels.com/Cottonbro Studio)
Menilai diri berdasarkan masa lalu dapat mengurangi optimisme secara signifikan. Seseorang yang terlalu fokus pada kesalahan atau kegagalan masa lalu cenderung memiliki pandangan yang pesimis tentang masa depan. Ketakutan akan mengalami kegagalan yang sama dapat menghambat mereka dalam mencoba peluang baru dan mencapai potensi terbaik diri mereka.
Perasaan pesimis yang muncul mengakibatkan mereka kurang termotivasi dalam menetapkan dan memperjuangkan tujuang baru, karena mereka merasa usaha mereka akan sia-sia saja. Padahal masa depan menyediakan berbagai macam kemungkinan, termasuk kemungkinan positif dan perubahan ke arah yang lebih baik bagi mereka yang mau mencoba.
Menilai diri kita berdasarkan masa lalu terkadang justru terasa tidak adil bagi diri kita. Masa lalu memanglah berperan dalam membentuk diri kita, namun bukanlah penentu utama nilai diri kita. Masa lalu adalah hal statis yang tidak bisa kita ubah, namun kita dan masa depan adalah sesuatu yang dinamis dan layak untuk diperjuangkan.
Pandanglah masa lalu sebagai ladang untuk belajar, bukan penghalang. Dengan memfokuskan diri pada masa kini dan langkah-langkah ke depan, kita dapat mengusahakan perubahan ke arah yang lebih baik pada diri dan kehidupan kita.