Ketika seseorang merasa terluka, baik secara emosional maupun fisik, mereka sering kali memilih untuk diam daripada mengungkapkan perasaan mereka. Pilihan untuk menutup mulut dan menyembunyikan rasa sakit dapat menjadi respons yang membingungkan bagi banyak orang di sekitar mereka.
Meskipun diam dapat tampak sebagai bentuk penyerahan diri, sebenarnya ada berbagai alasan yang mendasari keputusan ini. Beberapa orang mungkin merasa bahwa berbicara tentang rasa sakit mereka tidak akan membawa perubahan positif, sementara yang lain mungkin menganggap bahwa berbicara hanya akan memperburuk situasi. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan empat alasan utama mengapa seseorang memilih diam ketika merasa terluka, serta bagaimana memahami alasan-alasan ini dapat membantu kita memberikan dukungan yang lebih baik kepada mereka yang mengalami kesulitan.