4 Pesan Tersirat Tentang Keikhlasan dari Hujan

Intinya sih...
- Ikhlas dalam kehidupan nyata menjadi persoalan berat
- Hujan mengajarkan makna keikhlasan dan berbuat kebaikan tanpa pamrih
- Keikhlasan juga berarti bersabar dalam menjalani lika-liku kehidupan yang panjang
Ikhlas. Mungkin terdengar ringan saat diucapkan oleh lidah. Tapi saat dituntut menerapkannya dalam kehidupan nyata, tentu menjadi persoalan yang berat. Keikhlasan menuntut kerelaan hati secara penuh tanpa beban apapun. Di sinilah seseorang kerap gagal dalam menerapkan keikhlasan. Hati dan pikiran masih mengharapkan sesuatu yang tidak dapat dicapai. Belum lagi dengan kebiasaan menyalahkan situasi dan lingkungan secara berlebihan.
Jika membahas tentang nasihat keikhlasan, hujan juga berperan penting dalam menyampaikannya. Tetesan air ini mengingatkan kita agar menjadi makhluk yang pasrah dan memiliki kerelaan penuh. Terutama saat kita belajar berbuat kebaikan terhadap sesama. Keikhlasan pada akhirnya akan menghadirkan ketenangan sekaligus kebahagiaan. Apa saja pesan tersirat tentang keikhlasan yang bisa dipetik dari hujan? Berikut 4 diantaranya.
1. Berbuat kebaikan tanpa pamrih
Hujan menjadi bagian dari semesta yang selalu ditunggu-tunggu oleh makhluk bumi. Karena hujan identik dengan air yang menjadi sumber kehidupan. Ternyata kehadiran hujan bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, binatang, atau tumbuhan. Lebih dari itu, dari hujan kita juga dapat belajar lebih jauh tentang makna keikhlasan. Pemahaman ini membentuk pola pikir yang lebih tertata dalam menjalani hidup.
Dari hujan, kita dapat merenungkan kembali tentang makna berbuat kebaikan tanpa pamrih. Jika diperhatikan, hujan dapat turun ke bumi tanpa memilih tempat, siapa yang akan menerimanya, dan bagaimana kehadirannya akan disambut. Dari hujan kita dapat belajar tentang makna keikhlasan sejati. Kebaikan harus ditebar kepada siapapun, tanpa memilih kepada orang-orang tertentu.
2. Pergi tanpa meninggalkan jejak pengakuan
Sebagai manusia, dalam menjalani hidup kita masih sering terpaku pada validasi. Pengakuan dijadikan sebagai tujuan utama saat berbuat kebaikan. Bagaimana jadinya jika pengakuan tersebut tidak didapat? Tentu berganti dengan kekecewaan berlarut-larut. Bahkan memutuskan berhenti berbuat kebaikan karena tidak memperoleh apa yang diharapkan. Menjadi tipe orang seperti ini, harusnya kita memiliki rasa malu terhadap hujan.
Perlu diketahui, hujan yang sering dianggap remeh ternyata menyampaikan makna tersirat tentang keikhlasan. Jika diperhatikan, kehadiran hujan selalu pergi tanpa meninggalkan jejak pengakuan. Bahkan tidak pernah menuntut kehadirannya disambut dengan sukacita. Begitulah keikhlasan yang seharusnya dijadikan landasan dalam bertindak. Mari berbuat kebaikan sebagai orang yang memiliki kerelaan penuh, bukan untuk mengharap pujian.
3. Bersabar dalam setiap siklusnya
Mengucapkan ikhlas memang mudah. Tapi berbeda jadinya saat kita berusaha menerapkan dalam kehidupan nyata. Berusaha untuk menjadi manusia yang ikhlas merupakan upaya yang menguras emosi sekaligus pikiran. Di dalam proses menjadi makhluk yang ikhlas, seringkali terdapat perasaan tidak rela. Terkadang timbul pikiran untuk mengkambing hitamkan situasi dan keadaan.
Mari kita belajar tentang keikhlasan dari hujan yang turun. Kita diingatkan kembali mengenai bersabar dalam setiap siklusnya. Jika diperhatikan, hujan memang tidak turun setiap saat. Namun bersabar menunggu waktu yang tepat. Tentu saja ini mengajarkan bahwa keikhlasan juga berarti bersabar dalam menjalani lika-liku kehidupan yang panjang. Bahkan bersabar untuk suatu hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
4. Kerendahan hati akan menjadi keberkahan
Seringkali hujan menjadi kondisi yang dibenci oleh banyak orang. Ketika hujan turun, bisa dipastikan aktivitas akan tersendat. Bahkan jalanan yang tadinya bersih berubah kotor karena percikan air bercampur debu dan kotoran. Tapi mari kita lihat hujan dari sisi keikhlasan yang dapat diteladani. Pesan tersirat ini menjadi bagian penting dari nasihat hidup yang wajib direnungkan.
Ternyata kehadiran hujan mengingatkan bahwa kerendahan hati akan menjadi keberkahan. Kita tidak perlu menuntut balas atas setiap kebaikan yang sudah dilakukan untuk lingkungan sekitar. Biarkan sikap rendah hati yang mengambil alih peran secara utuh. Sekecil apapun pengorbanan yang sudah dilakukan, pasti akan ada manfaat yang dipetik. Meskipun keberkahan itu tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Sejatinya dari lingkungan sekitar kita bisa belajar banyak tentang keikhlasan. Tidak terkecuali pesan tersirat yang disampaikan oleh hujan. Keikhlasan identik dengan berbuat kebaikan tanpa pamrih, sekaligus menjadi manusia yang sabar dan rendah hati. Dari hujan yang turun, setidaknya kita dapat meneladani makna keikhlasan dalam setiap alur kehidupan yang tidak sesuai ekspektasi.