Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang senyum (pixabay.com/StockSnap)

Alay alias 'anak lebay' biasanya sering dikaitkan dengan gaya hidup dan kebiasaan pelakunya yang dianggap berlebihan. Disebut juga ingin menarik perhatian, orang alay kerap mendapat stigma negatif karena perilakunya tak sesuai dengan pola dan keseharian masyarakat pada umumnya. Beberapa golongan malah menjuluki kaum alay dengan sebutan norak, kampungan, dan mencerminkan jiwanya yang masih labil.

Padahal tak selalu lebay, berikut ini beberapa alasan sederhana mengapa jangan dikit-dikit bilang orang lain dengan sebutan alay. Simak, ya!

1. Setiap orang punya standar bahagianya masing-masing

ilustrasi orang sedang main smartphone (pixabay.com/99mimimi)

Tak harus selalu sama, standar kebahagiaan satu orang dengan orang lainnya tentu saja amat berbeda. Termasuk juga dengan kaum (yang disebut) alay, mereka punya caranya sendiri untuk meraih kebahagiaan dengan melakukan banyak aksi dan perbuatan.

Beberapa ada yang berekspresi dengan mencoba swafoto dan mengunggahnya ke media sosial, joget di TikTok, bikin konten video, dan sebagainya. Meski dianggap norak oleh segelintir kalangan, namun kebahagiaan yang mereka rasakan bisa membuat semangat menjalani kehidupan. 

2. Tidak selamanya alay berkaitan dengan perbuatan yang norak, lebay, dan memalukan

Editorial Team

Tonton lebih seru di