Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/Ekaterina Bolovtsova
pexels.com/Ekaterina Bolovtsova

Pada dasarnya, setiap orang menilai baik buruknya seseorang berasal dari tutur kata atau ucapannya, yang mana itu menjadi tolak ukur standar untuk menyimpulkan bahwa dia orang yang tahu tata krama atau tidak sama sekali.

Namun setiap kata demi kata yang keluar tidak selamanya berasal dari dalam diri, itu bisa diucapkan secara refleks atau bahkan secara tidak sadar. Untuk itu, sedikitnya ada lima alasan mengapa kamu bisa kehilangan kontrol atas ucapanmu sendiri. Untuk lebih jelasnya, yuk simak ulasan di bawah ini.

1. Terbiasa mengucapkan kata-kata yang sudah di luar batas

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Kehilangan kontrol atas ucapan diri sendiri biasanya terjadi tidak hanya satu atau dua kali, tapi sangat sering dan bahkan di waktu yang tidak tepat. Hal ini terjadi karena ada ucapan buruk yang kamu jadikan sebagai kebiasaan, ucapan yang keluar bukan atas kontrol diri sendiri.

Dari lubuk hati yang paling dalam, mungkin kamu gak mau ada kata-kata buruk yang keluar dari mulutmu sendiri. Namun, kebiasaan mengucapkan kata yang tidak sepantasnya menjadi awal mula hilangnya kendali atas setiap kata yang kamu ucapkan.

2. Sering mendengar ucapan kotor dari lingkungan sekitar

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Lingkungan sangat berperan penting dalam setiap ucapan yang akan kamu gunakan, yang mana kata demi kata kamu olah sedemikian rupa sehingga tanpa sadar membentuk suatu kalimat berdasarkan baik buruknya lingkungan tersebut.

Jika saja lingkungan yang kamu tempati masih kurang baik dalam hal tutur kata, kehilangan kendali atas ucapan diri sendiri bukan tidak mungkin terjadi. Kamu sering mendengar apa yang orang lain ucapkan, kata-kata kotor bisa saja menjadi kebiasaan baru yang membuat kamu lupa atas kontrol kamu yang sebenarnya.

3. Terlalu emosi sehingga kata yang diucapkan berdasarkan situasi

ilustrasi marah (Pexels.com/Moose Photos)

Situasi dan kondisi memiliki peran yang cukup besar dalam terkontrol atau tidaknya ucapan itu sendiri. Dalam kondisi tertentu, memang tidak semua orang bisa menjaga ucapannya dengan baik, khususnya dalam kondisi emosi yang sedang menggebu-gebu.

Hilangnya kontrol ucapan dalam keadaan emosi sudah sewajarnya terjadi, kita tidak bisa membantah bahwa itu sangat susah sekali untuk dikendalikan. Makanya kunci dalam hal ini adalah tekanan emosi, jangan sampai lepas kendali yang bisa memancing kata-kata kurang baik.

4. Tidak pernah berpikir sebelum bertindak

ilustrasi perempuan marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada dasarnya, setiap orang memiliki batasan yang tidak boleh dilewati demi menjaga ucapannya agar tidak kelewat batas. Hal ini ada kaitannya dengan setiap tindakan yang dilakukan, ucapan akan di luar batas jika tindakan berada dalam kondisi yang sama.

Maka dari itu, berpikir sebelum bertindak adalah jalan yang harus kamu ambil. Setiap tindakan bisa mempengaruhi setiap ucapan, begitu juga sebaliknya. Jangan sampai tindakan kamu mengakibatkan hilangnya kontrol atas ucapan diri sendiri, dampaknya bisa sangat buruk.

5. Lupa akan pentingnya sopan santun dalam berbicara

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Tutur kata yang sopan sudah menjadi standar minimal dalam setiap ucapan yang dikeluarkan, hal ini demi terkontrolnya setiap ucapan yang keluar agar tidak menyinggung, menyakiti, atau bahkan dipandang tidak baik oleh orang lain.

Maka dari itu, jangan sampai lupa akan pentingnya sopan santun dalam bertutur kata. Hal ini mencegah terjadinya pengucapan di luar batas, yang mana setiap kata demi kata diucapkan atas kendali diri sendiri dan benar-benar terkontrol dengan baik.

Itu dia deretan alasan di balik hilangnya kontrol ucapan atas diri sendiri. Setiap tutur kata yang kamu keluarkan sangat penting untuk diperhatikan, ini demi menjaga sopan santun dan tidak dipandang buruk orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team