5 Alasan Kita Suka Terlalu Keras pada Diri Sendiri, Gak Usah Segitunya

Kamu pernah merasa gak sih, kadang kita tuh suka banget kritik diri sendiri, padahal orang lain mungkin gak berpikir segitu negatifnya tentang kita? Di satu sisi, jadi seseorang yang reflektif dan ingin memperbaiki diri itu hal bagus, tapi di sisi lain, kalau terlalu keras, bisa bikin kita malah jadi stres dan sulit berkembang. Artikel ini akan mengajak kamu untuk lebih memahami kenapa, sih, kita sering terlalu keras pada diri sendiri.
Jadi, yuk kita lihat alasan-alasan di balik kecenderungan kita mengkritik diri sendiri dengan berlebihan. Siapa tahu, setelah memahami ini, kamu bisa mulai berdamai dan kasih sedikit ruang buat diri kamu berkembang tanpa tekanan berlebihan!
1. Standar yang kita tetapkan sendiri
Mungkin, kita gak sadar bahwa standar tinggi yang kita pasang untuk diri sendiri bisa bikin kita stres. Punya goals itu bagus, tapi kalau terlalu tinggi, kita jadi sering merasa kurang, bahkan untuk hal-hal kecil. Standar yang terlalu tinggi bikin kita seolah gak pernah puas, padahal hasil yang kita dapatkan mungkin sudah cukup memuaskan bagi orang lain.
Bukan berarti kita gak boleh menetapkan target, ya. Tapi, coba deh sesuaikan sama kemampuan dan keadaan kita saat ini. Kalau kita mulai dengan langkah-langkah kecil dan menikmati prosesnya, siapa tahu justru perjalanan menuju target kita terasa lebih ringan.
2. Takut gagal
Perasaan takut gagal bisa bikin kita secara otomatis “pasang perisai” buat diri sendiri dengan mengkritik duluan. Seolah-olah kalau kita udah menilai diri sendiri negatif dulu, kegagalan gak akan terasa begitu menyakitkan. Sayangnya, ini justru bikin kita makin rentan cemas, bahkan sebelum mencoba sesuatu.
Padahal, kegagalan itu bagian dari proses. Kalau terus-terusan takut gagal, kapan kita bisa menikmati perjalanan atau bahkan belajar dari kesalahan yang mungkin terjadi? Cobalah lihat kegagalan sebagai guru yang membawa pelajaran, bukan sebagai alasan buat terus mengkritik diri sendiri.
3. Terpengaruh oleh ekspektasi orang lain
Kadang kita terlalu peduli sama apa kata orang atau ekspektasi mereka tentang kita. Apalagi di era media sosial, kita sering kali merasa harus tampil sempurna karena ada “mata” yang selalu melihat. Akhirnya, kita jadi keras sama diri sendiri karena takut mengecewakan orang lain atau gak sesuai dengan image yang mereka bayangkan.
Menghadapi ekspektasi orang lain itu wajar, tapi ingat, hidup kita adalah milik kita. Jangan sampai kita mengorbankan kebahagiaan dan kedamaian batin demi memenuhi harapan orang lain yang mungkin bahkan gak begitu paham sama perjuangan kita.
4. Kurangnya rasa percaya diri
Rasa kurang percaya diri sering kali mendorong kita untuk melihat diri sendiri dengan kacamata yang terlalu kritis. Kita merasa perlu membuktikan diri terus-menerus, seolah-olah kalau kita gak sempurna, orang lain akan melihat kita dengan sebelah mata. Kurangnya self-confidence ini biasanya datang dari pengalaman atau perbandingan diri dengan orang lain.
Padahal, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Kalau kita bisa melihat diri sendiri secara lebih objektif, kita mungkin sadar bahwa kita sudah melakukan banyak hal baik. Belajarlah untuk menerima diri apa adanya, dan jangan terlalu terpaku pada kekurangan.
5. Sulit menghargai proses dan kemajuan
Kebiasaan menuntut hasil instan membuat kita sulit melihat pencapaian kecil sebagai sesuatu yang berharga. Kita jadi fokus pada “hasil akhir” dan lupa bahwa setiap langkah kecil menuju kesuksesan itu juga patut dihargai. Ketika kita nggak mengapresiasi proses, kita malah cenderung merasa gak pernah cukup.
Mencoba lebih sabar dengan proses akan membantu kita merasa lebih puas dan content. Setiap keberhasilan kecil adalah bukti bahwa kita bergerak maju. Cobalah sesekali berikan pujian buat diri sendiri atas usaha yang telah dilakukan.
Setelah tahu alasan-alasan kenapa kita suka terlalu keras pada diri sendiri, coba deh mulai berdamai dengan kelemahan kita. Ingat, setiap orang punya kekurangan dan kelebihan yang unik. Jangan sampai, usaha kita untuk menjadi lebih baik malah bikin kita lupa untuk menghargai diri sendiri. Yuk, coba perlahan terapkan sikap yang lebih lembut pada diri kita dan nikmati perjalanan hidup tanpa terlalu banyak tekanan.