Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merenung (pexels.com/Abigail Olarte)
ilustrasi merenung (pexels.com/Abigail Olarte)

Tidak bisa dimungkiri bahwa setiap orang pasti punya jalan hidup masing-masing. Meskipun begitu, banyak yang masih termakan omongan orang lain perihal pengambilan jalan hidupnya. Maksudnya di sini adalah ketika seseorang berusaha menjadi apa yang orang lain pikirkan.

Hal semacam itu tentunya malah akan memantik banyak dampak buruk muncul. Ada beberapa alasan masuk akal mengapa kamu gak harus menjadi apa yang orang lain inginkan.

Simak pembahasan berikut ini agar kamu bisa belajar bagaimana menjadi diri sendiri.

1. Kamu berhak menentukan jalan hidupmu sendiri

ilustrasi merenung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Daripada berusaha menjadi apa yang orang lain inginkan, alangkah lebih baik jika kamu fokus ke jalan hidupmu sendiri. Apalagi, setiap orang itu berhak menentukan bagaimana jalan hidupnya. Jangan memberi patokan kebahagaiaanmu berdasarkan omongan orang lain.

Oleh karena itu, mulai sekarang cobalah untuk melakukan sesuatu yang menurutmu itu 'kamu banget'. Dengan begitu, kamu pasti akan mengetahui bagaimana definisi kebahagiaan hidupmu sesuai versimu.

2. Kamu gak akan merasakan kebahagiaan sejati jika melakukan hal itu

ilustrasi menyesal (pexels.com/Alex Green)

Sebelumnya telah disinggung bahwa seseorang yang mau hidup sesuai versinya sendiri bakal mendapatkan kebahagiaan sejati. Hal semacam itu wajib kamu sadari biar bikin hidupmu lebih bermakna. Lagipula, hidup seperti apa yang dikatakan orang lain bakal membuatmu gampang sedih.

Hal itu karena kamu selalu berusaha untuk memenuhi bagaimana standarnya. Oleh karena itu, mulai sekarang cobalah untuk bersikap lebih tegas. Sebab, kamu wajib menjalankan hidup tanpa ada campur tangan orang lain.

3. Kamu akan gampang terpengaruh omongan mereka

ilustrasi mengobrol (pexels.com/SHVETS production)

Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, bisa dilihat bahwa problematika utamanya di sini adalah ketika ada orang yang mempengaruhimu. Hal ini bisa membuatmu  terdorong untuk menjadi apa yang mereka inginkan tanpa memerhatikan bagaimana keadaan diri sendiri.

Sudahilah kebiasaan semacam itu. Sebab kamu pasti bakal gampang terpengaruh omongan orang lain. Tidak hanya perihal pemenuhan kebahagiaan hidup, orang lain pasti bakal masuk ke sendi-sendi kehidupanmu yang lainnya juga.

4. Hanya kamu sendiri yang tahu perihal pilihan terbaik untukmu

ilustrasi percaya diri (pexels.com/Moose Photos)

Tidak bisa diganggu gugat bahwa hanya kamu sendirilah yang tahu bagaimana jalan hidupmu ke depannya. Terlebih lagi, kamu juga paham perihal mana yang baik ataupun buruk untukmu. Sedangkan orang lain, mereka tak paham terkait apa yang cocok untukmu.

Berangkat dari hal tersebut, janganlah kamu termakan omongan mereka yang berusaha masuk untuk mengendalikan jalan hidupmu. Carilah kebahagiaan hidup sesuai dirimu dengan tidak harus menjadi apa yang orang lain inginkan.

5. Hanya kamu yang mengetahui seberapa kuat tenagamu dalam melangkah

ilustrasi pria dewasa (unsplash.com/Derick McKinney)

Apakah kamu yakin mereka yang memberi saran kepadamu itu paham perihal seberapa tangguhnya dirimu? Anggapan semacam itu wajib banget dipertimbangkan sebab yang tahu bagaimana sejatinya kekuatanmu adalah dirimu sendiri

Jika melibatkan orang lain dalam hal itu, kamu pasti tidak akan menikmati setiap proses perjuangan yang harus dilewati nanti. Hal itu bisa saja terjadi karena mereka hanya menilaimu dari permukaan saja. Jangan lakukan hal tersebut deh jika gak ingin tertatih-tatih dalam melakoni perjuangan!

Setelah membaca kelima alasan di atas, cobalah untuk berhenti berusaha untuk menjadi yang apa orang lain inginkan. Kamu berhak hidup atas dasar kemauan sendiri tanpa campur tangan orang-orang yang tidak mengenalmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team