Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels.com/Pixabay

Bagi sebagian orang, mimpi hanyalah sebatas bunga tidur. Bagaimanapun mimpinya, itu hanyalah peristiwa atau kejadian yang terjadi di luar jangkauan kita. Namun bukan tidak mungkin jika seseorang mempercayai bahwa mimpi itu sebuah firasat atau pertanda yang nyata.

Lantas, apa yang mendasari itu semua? Sedikitnya ada lima alasan mengapa kamu menganggap mimpi lebih dari sekadar bunga tidur. Untuk lebih jelasnya, yuk simak ulasan di bawah ini.

1. Pernah mengalami mimpi yang menjadi kenyataan

Pexels.com/Nina Uhlíková

Dalam beberapa kasus, sebuah mimpi yang hanya sebatas bunga tidur bisa menjadi kenyataan yang benar terjadi di dunia nyata. Entah terjadi secara kebetulan atau tidak, yang jelas ini menjadi akar dari tumbuhnya rasa percaya terhadap mimpi.

Mungkin awalnya kamu percaya bahwa mimpi hanya sebatas bunga tidur, namun seiring terwujudnya mimpi tersebut membuat kamu percaya secara perlahan.

2. Kepercayaan yang berasal dari turun temurun

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Pada dasarnya, tidak semua orang tua mengajarkan anaknya tentang mimpi yang hanya berperan sebagai bunga tidur. Ada orang tua yang memang memberi pengecualian pada mimpi tertentu, biasanya berasal dari orangtua terdahulu.

Hal ini berlanjut hingga anak, cucu, cicit, dan seterusnya. Mimpi tertentu memang dianggap sebagai sesuatu yang lebih, entah dianggap sebagai keberuntungan maupun kesialan.

3. Mimpi yang terjadi berulang kali secara berturut-turut

ilustrasi tidur dan mimpi buruk (pexels.com/John-Mark Smith)

Pada umumnya, orang tidak akan percaya pada mimpi yang hanya terjadi sekali dalam beberapa waktu. Namun beda cerita jika mimpi tersebut terjadi secara berulang kali, atau bahkan terulang secara berturut-turut.

Secara tidak sadar, ini akan membuat kamu percaya secara perlahan. Mimpi tersebut kamu anggap sebagai sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang, entah besok, lusa, minggu depan, atau bahkan tahun depan.

4. Mimpi indah yang belum pernah kamu impikan sebelumnya

ilustrasi sleep orgasm (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak semua orang menginginkan tidurnya didatangi mimpi, entah karena merasa cape atau bahkan terganggu tidurnya. Sekalipun harus ada mimpi, setidaknya mimpi tersebut bukan mimpi buruk yang menakutkan.

Harapan tersebut kadang-kadang terkabul, bahkan lebih dari sekadar mimpi yang indah. Namun hal ini akan merubah persepsi kamu tentang mimpi, ada sedikit harapan dan kepercayaan bahwa mimpi tersebut akan menjadi kenyataan.

5. Mimpi buruk setelah melakukan keburukan, begitu juga sebaliknya

ilustrasi orang tidur (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Mimpi itu terbagi menjadi dua, mimpi buruk dan mimpi indah. Namun tanpa diduga, beberapa mimpi sering terjadi setelah kamu melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan, entah itu baik maupun buruk.

Namun hal ini akan membuat kamu membenarkan mimpi ketika mimpi tersebut ada kaitannya dengan perilaku kamu di kehidupan nyata. Jika sebelumnya kamu berbuat buruk dan kemudian bermimpi buruk, secara tidak sadar kamu akan percaya bahwa itu sebuah pertanda yang tidak baik.

Itu dia deretan alasan dibalik rasa percaya pada mimpi yang sering dianggap sebagai bunga tidur. Setiap orang punya pandangannya masing-masing tentang mimpi, percaya atau tidak itu tergantung dari pribadi masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team