ilustrasi menggunakan media sosial (pexels.com/MART PRODUCTION)
Media sosial kerap juga digunakan untuk personal branding. Misalnya, seorang penulis menggunakan medsosnya guna memperkenalkan karya-karyanya dan membahas dunia kepenulisan. Akan tetapi, jika unggahannya hanya difokuskan buat personal branding, sosoknya sendiri menjadi terasa kurang manusiawi bagi orang lain.
Ia terlalu menonjolkan sisi profesionalitasnya sebagai penulis. Rasa pertemanan dengan pengguna medsos yang lain menjadi sangat kurang. Lama-kelamaan, ini malah bisa membuat orang kurang tertarik dengan karya-karyanya. Sesekali curhat di media sosial dapat menjadi strategi untuk meyakinkan calon pembaca bahwa di balik karya-karya tersebut ada seseorang yang nyata.
Ia dapat diajak berkomunikasi layaknya teman biasa dan topiknya tak melulu soal karyanya atau dunia kepenulisan. Dengan begini, ada harapan bagi penggemar karyanya buat melanjutkan pertemanan di dunia nyata dengan penulis idolanya.
Baik di dunia nyata maupun media sosial, terlalu banyak mencurahkan isi hati memang kurang bijaksana. Selain dapat mengganggu orang lain, beberapa isi curhatan boleh jadi mencemarkan nama baik seseorang. Tetaplah berhati-hati ketika ingin curhat, termasuk di media sosial yang penggunanya mempunyai bermacam-macam latar belakang serta karakter.