ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Antoni Shkraba)
Terlalu sensitif pada perbedaan dan kegagalan menyikapinya secara positif juga bikin orang sedikit-sedikit bertengkar. Perbedaan itu terasa sebagai ancaman baginya dan setiap ancaman harus segera dihilangkan. Responnya menjadi jauh dari tepat serta berlebihan untuk situasi yang sesungguhnya.
Beda cara kerja saja misalnya, bisa membuatnya berpikir hasilnya pasti buruk. Ia mau kamu bekerja persis seperti caranya. Dia sulit memahami bahwa tujuan yang sama dapat dicapai melalui berbagai jalan. Ia khawatir berlebihan terhadap segala bentuk perbedaan.
Selalu penting baginya memastikan siapa yang paling benar di antara kalian. Baginya, mustahil ada lebih dari satu hal yang benar atau baik. Dan yang benar atau baik itu cuma pandangannya sendiri. Ia tak hanya tidak toleran pada perbedaan melainkan juga suka memaksa orang lain supaya mengikutinya.
Kamu harus cermat dalam memahami motivasi orang yang memancing keributan. Tidak semua orang yang mengajakmu bertengkar perlu ditenangkan apalagi diladeni. Niatmu menenangkannya boleh jadi membuat perilakunya bertambah buruk seperti anak tantrum yang bukannya ditegasi malah dimanjakan.
Begitu pula kalau kamu meladeni keinginannya berperang kata, ia seakan-akan menemukan permainan baru yang mengasyikkan. Pertengkaran kalian tidak akan ada akhirnya. Lama-kelamaan justru makin gak jelas apa yang sebetulnya sedang dipertengkarkan. Daripada buang-buang energi, lebih baik menghematnya dengan mengendalikan diri seraya menjaga jarak dari orang yang heboh sendiri.