5 Alasan Sikap Reaktif Bisa Menghancurkan Pengambilan Keputusan

Sikap reaktif sering kali muncul dalam situasi yang penuh tekanan, ketika keputusan harus diambil dengan cepat. Namun, tanpa disadari sikap ini dapat menghambat kemampuan seseorang untuk berpikir jernih dan mengambil keputusan yang tepat. Ketika respons seseorang lebih mengedepankan emosi daripada logika, hasil keputusan bisa berujung pada konsekuensi yang tidak diinginkan.
Artikel ini akan membahas lima alasan mengapa sikap reaktif dapat merusak proses mengambil keputusan dan bagaimana menghindari jebakan tersebut, agar bisa bertindak lebih bijak.
1. Mempengaruhi keputusan yang terburu-buru
Sikap reaktif ketika ada masalah memang membawa dampak kurang baik. Sebab sikap seperti ini cenderung tidak bijak. Apalagi jika dibarengi dengan penuh emosi negatif.
Sikap reaktif mendorong seseorang untuk membuat keputusan secara instan tanpa mempertimbangkan semua informasi yang tersedia. Akibatnya, keputusan yang diambil bisa kurang matang dan menimbulkan masalah baru. Bukannya selesai tapi malah semuanya jadi rumit.
2. Mengutamakan emosi daripada logika
Tentu saja sering menuruti emosi negatif malah memicu munculnya masalah baru. Tanpa disadari jika mengambil keputusan berdasarkan emosi saja hanya akan merugikan. Tentu saja ini bisa membuat seseorang menyesal.
Ketika seseorang bersikap reaktif, emosi seperti marah, takut atau cemas sering mendominasi proses berpikir. Ini dapat menyebabkan keputusan yang didasarkan pada perasaan sesaat, bukan pada analisis yang rasional dan obyektif. Keputusan ini tentu saja banyak salahnya.
3. Mengabaikan perspektif lain
Padahal jika ada suatu masalah sebaiknya cari solusi dengan bijak. Caranya bisa melihat dulu pilihan solusi darimana saja. Dengan memperbanyak referensi solusi dari perspektif lain pasti akan membantu mendapatkan solusi yang tepat.
Reaksi cepat seringkali membuat seseorang hanya fokus pada pandangan pribadinya dan tidak mempertimbangkan sudut pandang atau masukan dari orang lain. Hal ini dapat menghasilkan keputusan yang tidak menyeluruh dan kurang bijaksana.
4. Menyebabkan kesalahan dalam menilai
Orang yang tidak bisa berpikir dengan logika saat sedang dihadapkan masalah seringkali mudah bereaktif pada keadaan. Ini akan mengurangi kesempatan berpikir lebih bijak. Tentu hal ini bisa membuat seseorang salah dalam mengambil keputusan.
Dalam keadaan reaktif, orang cenderung berasumsi atau membuat kesimpulan tanpa cukup data. Ini bisa memicu kesalahan penilaian yang berujung pada langkah yang salah. Sekalipun dalam pengambilan keputusan yang penting.
5. Membatasi fleksibilitas
Orang yang reaktif cenderung sulit untuk cepat menemukan solusi. Mereka telah mengulur waktu dengan bersikap kurang bijak. Mereka terbiasa mengedepankan emosi sesaat.
Sikap reaktif sering membuat seseorang terkunci dalam pola berpikir atau bertindak yang kaku, karena lebih fokus pada tanggapan segera daripada mempertimbangkan berbagai alternatif solusi. Ini membatasi kemampuan untuk menyesuaikan keputusan dengan kondisi yang berubah.
Proses pengambilan keputusan akan hancur ketika seseorang malah lebih cenderung reaktif pada kondisi. Beberapa alasan di atas menjadi penyebabnya.