Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/sam farallon

Kita kadang gak bisa memilih harus berteman dengan siapa. Kondisi lingkunganlah yang lebih sering mendatangkan mereka ke dekat kita, seperti teman kuliah, teman kontrakan, ataupun teman kantor. Tentu semakin banyak teman, semakin beragam karakter mereka, termasuk tipe yang blak-blakan.

Awal dekat, kamu mungkin kaget campur kesal, bahkan sakit hati mendengar ucapannya. Tapi karena faktor lingkungan, mau gak mau kamu tetap harus berteman dengannya. Pertanyaannya, apa teman blak-blakan seburuk itu? Apa benar ia hanya ingin menyakitimu?

Coba deh simak dulu uraian berikut supaya kamu berhenti merasa tersinggung saat dikritik teman yang blak-blakan.

1. Karakter temanmu yang blak-blakan itu gak bakal berubah, kamu rugi banget kalau terus-terusan sakit hati

unsplash.com/kevin laminto

Pembawaannya yang selalu terbuka memang menyenangkan. Tapi karakter itu sudah satu paket dengan kebiasaannya yang blak-blakan. Sifat itu sudah dari sananya, jauh sebelum ketemu kamu. Sangat sulit mengubah karakter seseorang, so mau sampai kapan kamu makan hati sendiri?

Mungkin perlu waktu untuk menerima kebiasaannya, apalagi kalau kamu tipe orang gak enakan. Gak apa-apa kok, berproses saja. Yang penting, kamu bisa sampai ke tahap mengambil sisi baik dari pendapatnya dan bersikap ‘bodo amat’ pada kalimat nyelekitnya.

2. Kejujuran temanmu yang ngeselin itu sebenarnya demi kebaikan kamu juga

unsplash.com/Bewakoof.com Official

Kalau menurutnya hasil karyamu jelek, ya jelek! Begitupun sebaliknya. Teman blak-blakan gak bakal berkata manis didepanmu lalu bicara soal kelemahanmu di belakang. Inilah kelebihannya yang bisa kamu syukuri.

Lewat kritik dan saran yang apa adanya, kamu justru bisa menilai apa saja yang masih kurang dan harus diperbaiki. Boleh jadi suatu saat, kamu akan berterimakasih pada temanmu itu meski hanya dalam hati.

3. Kalimatnya memang gak difilter, tapi itulah bentuk kepeduliannya saat kamu salah

unsplash.com/Sincerely Media

Memang pahit mendengar kebenaran yang gak sesuai harapan. Rasanya kamu ingin lari dan menutup telinga. Jika temanmu yang lain mendukung kegagalanmu dengan cara menghibur, berbeda dengan teman blak-blakan.

Ia akan mengulik habis dulu sisi kelemahanmu sebagai pembelajaran. Ia ingin kamu berubah lebih baik lagi dan gak mengulangi kesalahan yang sama. Itulah bentuk kepeduliannya.

4. Dia gak berniat menyakitimu, buktinya dia tetap berdiri bersamamu tanpa menjauh

unsplash.com/Thought Catalog

Orang blak-blakan itu bukan berarti bicara dengan emosi. Dia hanya mengutarakan pendapat apa adanya tanpa bermaksud menyakiti. Orang yang berniat menyakiti, dia akan lekas pergi dan membiarkanmu berdiri sendiri. Tapi berbeda dengan teman yang blak-blakan, bukankah dia tetap ada buat kamu?

5. Sebagai teman, kamu memang perlu menerima kekurangannya seperti dia menerima kekuranganmu

unsplash.com/Gaelle Marcel

Sebenarnya sikap terlalu blak-blakan memang harus diperbaiki, salah satunya dengan berpikir untuk memilah kata sebelum berucap. Sama seperti orang yang gak enakan, ia harus belajar lebih berani mengutarakan isi hati. Tipikal orang memang gak bisa disamakan, itulah pentingnya sikap saling mengerti satu sama lain.

Kalau dia bisa menerima karaktermu apa adanya, kenapa kamu enggak?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team