ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/Thirdman)
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَ نْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَا لَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَا مِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُ خْرٰۤى اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Artinya: "Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir."
Ayat terakhir ini menegaskan bahwa kebesaran Allah begitu nyata. Allah SWT bertanggung jawab atas seluruh nyawa manusia, baik itu yang sudah meninggal maupun masih hidup.
Saat meninggal dunia, nyawa kita ditahan oleh Allah di alam barzakh dan tidak bisa kembali ke tubuh kita yang ada di dunia. Begitu pula saat kita tertidur. Dia pun juga bertanggung jawab terhadap nyawa kita. Nyawa kita ditahan sementara oleh-Nya dan kemudian dilepaskan kembali ketika bangun dan tersadar.
Kematian memang bukan hal yang perlu kita takuti berlebihan, melainkan untuk kita persiapkan sebaik mungkin selama masih di dunia. Mari kira berlomba-lomba mengerjakan kebaikan. Hidup di dunia tidak akan selamanya, selagi hidup berusahalah untuk menjadi berguna.