Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi melahirkan (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi melahirkan (pexels.com/Jonathan Borba)

Jika kamu berstatus sebagai calon ayah tentu wajib untuk menjadi suami SIAGA alias siap, antar, jaga, bila istri sewaktu-waktu membutuhkan apa pun. Namun, tetangga SIAGA juga tak kalah penting di suatu lingkungan tempat tinggal. Apa pun jenis kelaminmu mesti siap menolong, bila ada tetangga yang akan atau baru melahirkan.

Pasalnya, tidak sedikit pasangan yang merantau sehingga gak ada keluarga sama sekali di daerah itu. Belum lagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh atau suami sudah berpulang beberapa waktu lalu. Pun tanda-tanda hendak melahirkan bisa lebih cepat atau lambat daripada perkiraan dokter.

Dengan semua kompleksitas tersebut, ibu hamil dapat mulai merasakan mulas-mulas hebat saat sendirian di rumah. Sebagai tetangga, kamu mesti menunjukkan kepedulian karena situasi ini termasuk darurat. Gak usah menunggu dimintai tolong kalau mengetahui tetangga akan segera melahirkan. Segera berikan lima bantuan berikut ini.

1. Mengantarkan ke rumah sakit

ilustrasi perempuan akan melahirkan (unsplash.com/Jimmy Conover)

Bahkan, bila ia punya mobil dan bisa menyetir, gak mungkin melakukannya sendiri saat kontraksi makin sering terjadi. Demikian pula bila pasangan suami istri hanya memiliki sepeda motor, sedangkan mobilmu menganggur. Alangkah baiknya, kamu mengantarkannya supaya keselamatan ibu dan bayi terjaga.

Apabila kamu maupun tetangga sama-sama tidak memiliki kendaraan pribadi, kamu masih dapat memanggil taksi. Jika suaminya gak ada, kamu harus ikut ke rumah sakit karena mustahil ia mampu mengurus administrasi sendiri dalam kondisi kesakitan. Minimal harus ada orang yang membantunya mendaftar.

Biasanya, ibu hamil sudah menyiapkan berbagai keperluan bila sewaktu-waktu mesti ke rumah sakit. Baik pakaian maupun surat-surat penting untuk administrasi rumah sakit telah dimasukkan ke tas. Sembari menanti suaminya tiba, terpenting istrinya telah mendapatkan penanganan dokter terlebih dahulu.

2. Menghubungi suami atau keluarganya

ilustrasi suami menemani istri melahirkan (unsplash.com/Jonathan Borba)

Di mana pun posisi suaminya, kamu harus memberitahunya mengenai kondisi istri. Jika suaminya masih di kantor, ia menjadi bisa segera pulang atau menyusul ke rumah sakit. Kalaupun suami di luar kota, minimal dia tahu apa yang terjadi pada istrinya dan siapa yang mendampingi di rumah sakit.

Kalau suami tidak dapat dihubungi atau sudah meninggal dunia, kamu bisa menghubungi keluarganya yang lain. Selama tetangga yang akan melahirkan masih dapat diajak berkomunikasi, kamu bisa mencari nomor keluarganya di HP-nya. Selain mengabarkan persalinan yang mungkin tinggal sebentar lagi, ini juga penting buat psikis tetangga.

Ia pasti bakal lebih tenang, jika sempat berkomunikasi dengan pasangan dan keluarganya. Update terus perkembangan di rumah sakit hingga suami atau keluarganya tiba. Demikian pula jika bayi lahir ketika mereka belum datang, cepat beri tahu supaya mereka lega.

3. Menjaga rumah dan anaknya yang lain

ilustrasi anak laki-laki (pexels.com/pipop kunachon)

Kalaupun pasangan suami istri bisa pergi sendiri ke rumah sakit, bukan berarti mereka gak butuh pertolongan tetangga. Utamanya bila tidak ada orangtua, mertua, saudara yang dewasa, atau ART. Rumah masih dapat dikunci, tetapi anak mereka gak bisa ditinggalkan begitu saja.

Anak diajak ke rumah sakit pun tidak memungkinkan sehingga harus ada orang dewasa yang menjaganya. Bergegaslah ke rumahnya untuk menawarkan bantuan atau segera sanggupi permintaan tolong keduanya. Supaya anak lebih nyaman, usahakan kamu menemani di rumahnya.

Dengan begitu, anak tidak perlu menyesuaikan diri di rumahmu yang terasa asing. Kecuali, anak telah sering bermain di rumahmu dan mau diajak menginap. Selagi tetangga masih di rumah sakit, kamu juga bisa membantu mengawasi rumahnya yang kosong, kalau-kalau ada orang yang datang dan bermaksud buruk.

4. Mengirimkan makanan bergizi siap santap

ilustrasi ibu dan bayinya (pexels.com/RDNE Stock project)

Setelah proses persalinan berjalan lancar dan tetangga kembali ke rumah beserta bayinya, kamu juga masih dapat memberikan bantuan. Setelah tiga pertolongan di atas, pasangan suami istri biasanya sudah sangat berterima kasih dan tidak mau merepotkan lagi. Namun, tak ada salahnya untuk kamu memberi perhatian lebih.

Terutama mengingat kondisi ibu yang masih dalam masa pemulihan setelah melahirkan. Bila ada ART atau keluarga, tentu mereka semua akan lebih terjamin. Namun, bila mereka pasangan muda yang hanya tinggal bertiga saja dengan bayinya, tentu akan repot sekali.

Banyak pekerjaan rumah tangga yang terbengkalai. Suami tidak memperoleh cuti, sedangkan istri masih agak lemah dan harus menjaga bayinya. Lebih-lebih jika di rumah hanya ada ibu dan bayinya, tentu kehidupan menjadi kian sulit. Kamu bisa mengirimkan menu bergizi khususnya buat ibu yang sedang menyusui, sehingga ia tak menyantap makanan seadanya seperti makanan instan.

5. Menjadi kurir belanjanya

ilustrasi ibu dan bayinya (pexels.com/RDNE Stock project)

Sekarang kamu memang dimudahkan untuk berbelanja secara online. Namun, boleh jadi ibu baru yang sekaligus tetanggamu tidak biasa menggunakan berbagai aplikasi belanja untuk kebutuhan sehari-hari. Dapat pula ia merasa sayang dengan ongkos kirimnya atau kebutuhan yang hendak dibeli tidak ada di aplikasi.

Tunjukkan sikap murah hati dengan mampir ke rumahnya sebelum pergi berbelanja. Tanyakan apakah dia perlu titip sesuatu sekalian kamu ke pasar atau toko. Tetangga yang belum pulih benar selepas melahirkan tentu akan merasa sangat bersyukur.

Ia mungkin sudah bisa beraktivitas di dalam rumah. Namun, dia masih kesulitan bepergian untuk membeli bahan makanan segar seperti sayuran. Apalagi jarak rumah dengan tempat belanja cukup jauh. Kamu juga sebetulnya tak direpotkan, karena dirimu pun hendak berbelanja.

Perhatian dari orang-orang terdekat penting untuk keselamatan dan kesehatan fisik maupun mental seorang ibu yang akan serta baru melahirkan. Hindari bersikap tak mau tahu, baik kamu sudah atau belum pernah berada di situasi seperti dirinya. Bukan cuma ketua lingkungan yang kudu peduli dengan warganya. Sesama warga pun harus siap saling membantu kapan pun diperlukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team