Di tengah derasnya arus digital, iklan pinjaman online makin merajalela di berbagai platform. Mulai dari media sosial sampai aplikasi belanja, promosi pinjol terus muncul dengan tampilan menggoda. Sayangnya, banyak dari iklan tersebut bukan cuma menyuguhkan solusi keuangan, tapi juga mengandalkan manipulasi emosional untuk menarik perhatian. Tanpa disadari, hal ini bisa bikin orang terjebak dalam keputusan finansial yang sembrono.
Manipulasi ini bekerja secara halus, memanfaatkan rasa takut, harapan, hingga tekanan sosial. Gak sedikit orang yang akhirnya mengajukan pinjaman bukan karena kebutuhan mendesak, tapi karena terpancing narasi yang dibentuk oleh iklan. Supaya lebih waspada, penting buat mengenali berbagai bentuk manipulasi emosional yang sering digunakan dalam iklan pinjaman online. Berikut lima di antaranya yang patut diperhatikan baik-baik.