Ilustrasi Stigma terhadap Cadar, Stereotip Cadar (IDN Times/Mardya Shakti)
Bercandaan tentang gender ini sering kali lebih ke arah stigma, yaitu tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Contoh candaan toxic ke arah stigma seperti ucapan "jadi laki-laki lemah amat, masa laki-laki nangis, masa perempuan kerja, atau ngapain perempuan sekolah tinggi-tinggi."
Semacam kalimat itulah yang masih sering dianggap normal, padahal itu bikin menyakitkan hati seseorang. Perlu diingat, bahwa kita sebagai manusia itu sama, punya perasaan, punya hak dan kewajiban yang setara.
Kalau laki-laki nangis, ya gak apa-apa karena ia juga manusia punya hati, perempuan juga gak apa-apa kerja selama itu baik, dan perempuan boleh mengenyam pendidikan lebih tinggi, selain bisa mendapat kesempatan kerja, juga bisa jadi orangtua yang bisa mendidik ilmu keluarganya di rumah.