Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi meredam emosi (pexels.com/Christian Diokno)

Sejatinya, emosi merupakan proses natural yang dialami setiap orang. Baik itu emosi yang bersifat positif maupun negatif. Namun, ada kalanya emosi negatif itu sulit dikendalikan. Imbasnya, kita menyalurkannya dengan menggebu-gebu hingga tak sadar merugikan diri sendiri maupun orang lain melalui perkataan atau perbuatan.

Biasanya, kondisi tersebut dipicu lantaran hal yang tidak menyenangkan. Misalnya amarah atau kecewa yang memang sudah terasa sangat menyakitkan. Terlepas dari hal itu, kita perlu mengendalikannya dengan cara yang lebih sehat. Layaknya, kelima cara berikut supaya kita bisa belajar lebih bijak mengatasi emosi negatif dalam diri.

1. Melakukan meditasi

ilustrasi meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hal yang dapat kita lakukan dalam upaya meluapkan emosi negatif dengan tepat yakni dengan cara meditasi. Dimulai dengan mencari tempat yang tenang untuk kita melakukan meditasi. Kemudian fokuskan perhatian pada latihan napas.

Dengan begitu, pikiran kita akan terpusat pada satu titik. Hal demikian dapat membantu pikiran kita mengembangkan kekuatan. Dengan begitu, kita tak akan dikendalikan oleh emosi negatif.

2. Meluapkan emosi negatif pada aktivitas fisik

ilustrasi perempuan melakukan workout (pexels.com/Elina Fairytale)

Cara lainnya yang bisa kita lakukan yakni dengan menyalurkan emosi negatif pada aktivitas fisik. Misalnya dengan berolahraga ringan atau membersihkan rumah. Saat tubuh bergerak, hal itu mampu meningkatkan suasana hati dan meredakan tekanan.

Daripada marah-marah tidak jelas, lebih baik melakukan hal yang lebih bermanfaat, bukan? Selain bisa meredakan emosi, olahraga juga bisa membuat tubuh menjadi lebih bugar. Atau, melakukan pekerjaan rumah yang tentu membuat kebersihan rumah semakin terjaga.

3. Meluapkan emosi negatif dalam tulisan

ilustrasi perempuan menulis (pexels.com/Monstera)

Kemudian, kita juga bisa menyalurkan emosi negatif ke dalam tulisan. Hal tersebut sebagai bentuk pencegahan supaya emosi negatif tidak meledak. Melalui tulisan, kita bisa mencurahkan segala hal yang terasa mengganjal dalam pikiran dan perasaan.

Dari aktivitas itu pula kita bisa menguraikan akar persoalan yang sebenarnya. Memahami sebab dari emosi negatif tentu memudahkan kita untuk menyelesaikannya. Cara ini dapat membantu kita mengungkapkan emosi tanpa takut ada yang menghakimi.

4. Meluapkan melalui aktivitas berdialog dengan diri sendiri

ilustrasi berdialog dengan diri sendiri (pexels.com/SHVETS production)

Saat emosi negatif itu datang, jangan hanya dibiarkan. Tahanlah sejenak supaya kita bisa mengambil kesempatan untuk berdialog dengan diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri atas pilihan yang akan kita ambil untuk merespons emosi negatif tersebut. Apakah pilihan itu sudah tepat, atau justru sebaliknya.

Dengan berpikir dahulu sebelum bertindak akan membuat langkah kita lebih terjaga. Sebab kita butuh kejernihan pikiran saat emosi negatif sudah mencuat. Dengan berdialog pada diri sendiri artinya kita sedang memutus aliran negatif itu untuk masuk lebih dalam ke pikiran.

5. Meluapkan emosi negatif pada orang terdekat yang kita percayai

ilustrasi bentuk kepedulian (pexels.com/Liza Summer)

Ada cara lain yang bisa kita lakukan selain beberapa hal di atas guna menyalurkan emosi negatif dengan tepat. Kita bisa mencari orang terdekat yang mau sukarela mendengarkan keluh kesah. Selain merasa lebih lega, tindakan itu memungkinkan kita untuk mendapat feedback atas persoalan yang kita alami. Namun, pastikan bahwa orang tersebut yang kita percayai, ya.

Jika kita sedang merasakan emosi negatif dalam diri, maka lakukan salah satu dari kelima hal tersebut. Jangan hanya menyalahkan keadaan atau orang lain. Lebih baik belajarlah untuk mengendalikan diri sendiri.

Hal tersebut penting dilakukan supaya kita tak menyesal ketika melampiaskannya dengan cara yang keliru. Bukan hanya merugikan orang lain, namun juga diri sendiri. So, terapkan kelima cara di atas untuk mencapai titik kestabilan emosi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team