ilustrasi bersikap fleksibel (pexels.com/Alena Darmel)
Jadilah sosok fleksibel yang mudah menyesuaikan diri karena itu dapat mengendalikan keinginan hati yang selalu menuntut kesempurnaan. Belajarlah untuk lebih realistis lagi, bahwa dalam hidup ini memang ada hal-hal yang tak bisa kamu kendalikan.
Maka, jangan paksakan diri untuk mengendalikannya agar energimu bisa digunakan untuk sesuatu yang lainnya. Pribadi yang fleksibel tak selalu menuntut semuanya harus sempurna, namun tetap berupaya untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang. Bukan untuk memaksakan kesempurnaan terwujud nyata, melainkan agar kemajuan tetap bisa diraihnya dalam setiap tahapan.
Pola sederhana menjalani kehidupan yang berbahagia, bukanlah menuntut adanya kesempurnaan pada diri. Namun, tentang bagaimana caranya memastikan perkembangan tetap terjadi, sekalipun diraih melalui tahapan-tahapan.
Ubah sudut pandangmu bahwa dalam melakukan sesuatu itu untuk tujuan menjadikan yang terbaik dari setiap prosesnya, bukan karena tujuan agar mencapai kesempurnaan. Memaksakan diri untuk menjadi sempurna hanya akan menguras energimu saja. Fokuslah pada kelebihan diri dan perbaiki yang masih kurang. Jika tak sengaja melakukan kesalahan, cobalah untuk introspeksi dan evaluasi.
Nikmati kehidupan yang dijalani dengan menjadi versi terbaik dari diri. Dengan begitu, fokusmu akan lebih kepada menciptakan kemajuan setiap harinya, bukan kepada tuntutan untuk menjadi sempurna seutuhnya.