Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berpikir di depan laptop (unsplash.com/Helena Lopes)

Kita dituntut agar mampu mengambil keputusan secara tepat. Baik keputusan mengenai diri sendiri, maupun kepentingan bersama. Tapim dalam membuat keputusan tidak jarang seseorang didominasi oleh ego dan ambisi pribadi. Akibatnya, sifat labil tidak bisa dikendalikan.

Padahal ini membawa akibat fatal. Bahkan menghancurkan seluruh rencana yang sudah disusun. Mengingatkan dampak negatif yang akan ditanggung, kita harus cepat-cepat memperbaiki kebiasaan labil ketika mengambil keputusan. Semoga dengan adanya lima cara di bawah ini bisa membantu.

1. Pahami penyebabnya terlebih dahulu

ilustrasi merenung (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Seorang individu dengan sikap labil tidak memiliki pendirian yang pasti. Pola pikirnya cenderung berubah-ubah. Dalam hal pengambilan keputusan, kebiasaan labil bisa membawa akibat fatal. Bahkan menghancurkan seluruh strategi yang disusun.

Sudah seharusnya kita memiliki inisiatif memperbaiki kebiasaan labil dalam mengambil keputusan. Langkah awal dengan memahami penyebabnya terlebih dahulu. Identifikasi apa saja yang membuat diri sendiri labil dalam mengambil keputusan. Apakah karena kurangnya informasi, keraguan, atau ego dan ambisi pribadi.

2. Menerapkan self-awareness

ilustrasi tersenyum (Pexels.comAlireza Hajialiasghar)

Kebiasaan labil dalam mengambil keputusan kerap tidak disadari. Kita hanya mengikuti arus tanpa memiliki pertimbangan matang. Padahal, keputusan yang diambil secara labil berpotensi membawa kerugian dalam lingkup luas. Tidak hanya bagi diri sendiri, namun juga lingkungan sekitar.

Menyadari kemungkinan tersebut, kebiasaan labil dalam mengambil keputusan harus cepat-cepat diperbaiki. Poin penting yang tidak boleh dilupakan adalah menerapkan self-awareness. Tingkatkan kesadaran diri terhadap setiap pola tindakan dan perilaku. Ketika seseorang memiliki kesadaran penuh, ia mampu berpikir realistis.

3. Mengevaluasi konsekuensi yang akan ditanggung

ilustrasi berpikir (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tentu kamu sudah memahami kebiasaan orang-orang yang memiliki sifat labil. Mereka seringkali berubah pikiran tanpa alasan yang logis. Bahkan, perubahan ini disetir oleh orang lain. Sudah tentu kita harus mulai berpikir bijaksana. Apa pun alasannya, kebiasaan labil dalam mengambil keputusan perlu diperbaiki.

Di antara tindakan yang harus diterapkan adalah mengevaluasi konsekuensi. Pahami sebab akibat yang akan ditanggung dari kebiasaan labil. Pikirkan tentang bagaimana setiap perubahan bisa membawa pengaruh dalam hidup. Baik pengaruh terhadap diri sendiri maupun orang lain.

4. Mengendalikan ego dan ambisi

ilustrasi sosok ambis (vecteezy.com/Mikhail Nilov)

Sebagai manusia, wajar jika kita memiliki ego dan ambisi. Karena ini bagian dari proses menuju keberhasilan. Tapi, dua hal tersebut harus dikendalikan secara bijaksana. Karena ego dan ambisi yang tidak terkontrol berpotensi menjerumuskan diri.

Mengendalikan ego dan ambisi menjadi kiat penting memperbaiki kebiasaan labil dalam mengambil keputusan. Pahami dan terapkan tidak semua ambisi harus direalisasikan. Dalam beberapa situasi, kita harus mengalah dan memahami keadaan.

5. Memiliki ketegasan diri di tengah lingkungan sosial

ilustrasi perempuan tegas (pexels.com/Fauxels)

Selama ini, apakah masih memiliki kebiasaan labil dalam mengambil keputusan? Sekilas memang terlihat sederhana. Padahal sikap demikian membawa dampak negatif. Kebiasaan labil berpotensi merusak alur keberhasilan yang sudah tertata.

Namun, yang perlu dipertanyakan, bagaimana caranya memperbaiki kebiasaan labil dalam mengambil keputusan? Memiliki ketegasan diri adalah jawabannya. Kita harus memiliki prinsip dan pendirian kuat di tengah lingkungan sosial. Jangan mudah terombang-ambing oleh pengaruh tidak pasti.

Kebiasaan labil dalam mengambil keputusan tidak bisa dianggap sederhana. Berawal dari sikap yang tidak disadari ini, ternyata bisa mengacaukan alur keberhasilan. Tentu kita harus menyadari sejak awal, sekaligus memilih inisiatif berbenah. Jangan biarkan kebiasaan labil dalam mengambil keputusan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team