Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja
ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Intinya sih...

  • Ubah perspektif terhadap kegagalan sebagai feedback berharga, bukan tanda kurang pintar.

  • Fokus pada proses, nikmati tantangan, hargai upaya, dan pelajari setiap langkah yang diambil.

  • Evaluasi kegagalan dengan data, cari dukungan dari orang lain, dan tanamkan keyakinan bahwa kemampuan bisa diasah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sudah pasti, seseorang dengan pola pikir growth mindset memiliki mental yang lebih kuat untuk terus belajar dan bangkit. Tetapi, ketika harus mengalami kegagalan berkali-kali tetap saja rasanya cukup sulit. Gak jarang, kondisi ini membuat kita mulai meragukan kemampuan diri sendiri, kehilangan motivasi, bahkan ingin menyerah. Di sinilah growth mindset berperan penting, untuk membantumu lebih kuat.

Sayangnya, mempertahankan growth mindset di tengah kegagalan bertubi-tubi bukan hal yang mudah. Namun dengan pendekatan yang tepat, kamu tetap bisa menjaga growth mindset meski sering mengalami kegagalan. Penasaran bagaimana caranya? Simak terus, guys!

1. Ubah perspektif terhadap kegagalan

ilustrasi introspeksi diri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang melihat kegagalan sebagai tanda bahwa mereka tidak berbakat atau tidak cukup pintar. Padahal, orang dengan growth mindset justru memandang kegagalan sebagai feedback berharga. Alih-alih menyalahkan diri sendiri, lihatlah setiap kegagalan sebagai sumber data dan pembelajaran yang berharga. Dengan perspektif ini, kegagalan akan menjadi guru yang memberi pelajaran berharga.

Tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang bisa aku pelajari dari situasi ini?" dan "Langkah apa yang bisa perlu aku ambil di lain waktu jika terjadi hal seperti ini lagi?" Ketika kamu berfokus pada pelajaran, kamu mengubah perspektif dari merasa gagal menjadi sedang belajar. Ini adalah langkah pertama yang krusial untuk membangun kembali motivasi dan kepercayaan diri.

2. Fokus pada proses, bukan cuma hasil akhir

ilustrasi belajar (pexels.com/Ariel Castillo)

Jika kamu hanya terpaku pada hasil, setiap kegagalan akan terasa seperti bencana besar. Kegagalan sering terasa menyakitkan karena kita terlalu fokus pada hasil akhir. Padahal, justru proseslah yang membentuk kemampuan dan mental seseorang. Maka dari itu, alihkan fokus kamu ke proses yang sedang kamu jalani sekarang.

Nikmati tantangan, hargai upaya yang sudah kamu lakukan, dan pelajari setiap langkah yang kamu ambil. Ketika kamu mencintai prosesnya, kegagalan tidak akan terasa begitu menyakitkan karena kamu menyadari bahwa setiap upaya adalah bagian dari perjalanan yang berharga.

3. Evaluasi kegagalan dengan data, bukan emosi

ilustrasi introspeksi diri sendiri (pexels.com/Mikhail Nilov)

Satu poin yang gak kalah penting adalah dengan memisahkan antara emosi dan fakta. Saat gagal, wajar jika emosi memuncak. Namun, keputusan yang diambil berdasarkan emosi cenderung tidak tepat. Growth mindset mengajarkan kita untuk memisahkan antara perasaan dan fakta.

Caranya, buat catatan mengenai apa saja faktor yang mempengaruhi kegagalan. Gunakan data atau bukti nyata sebagai dasar evaluasi, bukan asumsi atau rasa takut. Dengan begitu, perbaikan yang dilakukan akan lebih terarah dan efektif.

4. Cari dukungan dan belajar dari orang lain

ilustrasi belajar bersama (pexels.com/Zen Chung)

Jika memungkinkan, bicaralah dengan teman, mentor, atau keluarga tentang apa yang sedang kamu alami sekarang. Mendapatkan sudut pandang dari luar dapat memberikan wawasan baru dan membantumu melihat masalah dari perspektif yang berbeda. Selain itu, belajar dari cerita kegagalan orang lain dapat menginspirasi dan mengingatkan dirimu bahwa bahkan orang-orang paling sukses pun pernah mengalaminya.

Perlu kamu ingat juga bahwa lingkungan punya pengaruh besar terhadap mindset seseorang. Jika kamu dikelilingi orang-orang yang negatif dan suka meremehkan, semangatmu pun akan cepat pudar. Sebaliknya, berada di sekitar orang yang suportif akan membuat kamu lebih percaya diri dan berani mencoba lagi.

5. Tanamkan keyakinan bahwa kemampuan bisa diasah

ilustrasi belajar serius (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jangan lupa, inti dari growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan bukan sesuatu yang tetap, tetapi bisa dikembangkan. Saat mengalami kegagalan, ingatkan diri bahwa kamu hanya belum menemukan strategi yang tepat. Bukan berarti kamu tidak mampu.

Dengan keyakinan ini, kegagalan akan menjadi motivasi untuk mencari cara baru, belajar lebih banyak, dan mencoba lagi. Semakin sering kamu melatih keterampilan, semakin besar peluang untuk berhasil.

Semua orang paham bahwa kegagalan memang tidak pernah menyenangkan. Namun dengan growth mindset, setiap kegagalan menjadi batu loncatan menuju keberhasilan. Jadi, tetaplah semangat dan pertahankan growth mindset-mu kawan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team