Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stres (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi stres (pexels.com/Liza Summer)

Stres tidak lekang oleh waktu karena hidup selalu sulit. Kaum Stoa (pengikut Stoicisme) percaya bahwa stres adalah pilihan. Mereka mengatakan sebenarnya stres tidak terjadi pada kita. Menurut kaum Stoa, stres adalah bagian kehidupan yang tak terhindarkan.

Stres adalah fakta kehidupan. Menjadi stres dan merasa stres adalah sebuah pilihan. Tidak ada yang mengharuskan kita untuk merasa stres. Kita tidak boleh takut dan membebani diri sendiri. Sekarang setelah kamu melihat pandangan Stoic tentang stres, berikut cara menghilangkan stres menurut filosofi teras.

1. Dikotomi kontrol

ilustrasi berpikir (pexels.com/Alan Retratos)

Dikotomi kontrol memisahkan hal-hal yang dapat dikendalikan dari hal-hal yang tidak dapat dikendalikan. Misalnya, kamu merasa stres karena kebetulan melakukan kesalahan dan berakibat fatal. Berdasarkan prinsip dikotomi kontrol, kini kamu dapat meminta maaf dengan tulus, berbuat baik, dan berusaha memperbaiki kesalahan dengan bertindak lebih bijak dari sebelumnya.

Kamu tidak dapat mengontrol bagaimana orang lain melihat kamu. Di sinilah stres biasanya muncul. Terlalu membingungkan tentang apa yang dipikirkan orang lain, apa yang dikatakan orang lain, dan hal-hal lain yang berada di luar kendali kamu. Saat kamu berhenti mencemaskan hal-hal yang tidak dapat kamu kendalikan, kamu akan memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk melakukan lebih banyak hal positif. Karena itu, kemungkinan stres sangat berkurang.

2. Cari tahu sumbernya

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Cara menghilangkan stres selanjutnya adalah dengan mencari tahu sumber masalahnya. Stres yang terjadi saat ini mungkin karena kamu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengkhawatirkan seberapa buruk hal yang akan terjadi. Seneca pernah mengatakan untuk jangan sedih sebelum krisis datang. Kita cenderung melebih-lebihkan.

Ketakutan dan kecemasan adalah hal yang wajar. Ketakutan menjadi "wajar" ketika kamu tidak tahu dari mana asalnya, dari mana sumbernya, tetapi kekhawatiran itu selalu memenuhi pikiran kamu tanpa alasan yang jelas. Jika kamu mulai merasa stres, cobalah untuk mulai menganalisa. Dari mana itu datang? Apakah itu hanya di kepala kamu? Terkadang stres yang kita rasakan terasa lebih ringan jika kita mencari tahu sumbernya.

3. Gunakan skenario terburuk

ilustrasi main catur (pexels.com/Pixabay)

Untuk mengantisipasi stres akibat terjadinya hal-hal yang tidak kamu inginkan, cobalah mempraktikkan skenario terburuk. Latihan adalah sesuatu yang lain dari sekedar berpikir. Seperti Seneca (filsuf tabah) dia memiliki ketakutan dalam hidupnya yang merupakan ketakutan akan kemiskinan.

Apa yang dia lakukan Seneca menghilangkan stresnya (karena takut kehilangan semua harta miliknya) dengan merencanakan latihan hidup menjadi orang miskin. Lakukan hal yang sama seperti Seneca. Apa pun yang ada di pikiran kamu, tanyakan pada diri kamu selama latihan. "Apakah ini situasi yang saya takuti?" dan "Apakah ini membuat saya kesal dan tertekan?"

Karena hal-hal seperti stres, kecemasan, dan ketakutan semuanya berasal dari rasa tidak aman dan kurangnya pengalaman. Solusinya adalah melakukan sesuatu tentang ketidaktahuan. Mulailah dengan memeriksa skenario terburuk, terutama yang membuat kamu stres, dan temukan jawabannya.

4. Gunakan perspektif yang berbeda

ilustrasi merenung (pexels.com/Rio Kuncoro)

Jika kamu merasa stres, coba lihat pengalaman kamu dari sudut pandang yang berbeda. Kamu memiliki kemampuan untuk mengubah lensa yang kamu gunakan. Kaum Stoa percaya bahwa stres adalah sebuah pilihan. Demikian pula, keputusan untuk melihat "ada sesuatu yang membuat kita stres" adalah sebuah keputusan.

Kita tidak boleh membiarkan ini membuat kita semakin takut. Itu hanya kacamata. Misalnya, ketika kamu merasa gagal dalam mengelola bisnis kamu. Kamu dapat melihat kegagalan ini sebagai kegagalan dan kemunduran. Coba lihat dari sisi lain.

Kamu dapat menggunakan kegagalan itu sebagai batu loncatan menuju kesuksesan. Setidaknya kamu tahu apa yang membuat kamu kurang berhasil dalam menjalankan bisnis kamu. Agar tidak jatuh ke lubang yang sama lagi di kemudian hari.

5. Tertawa adalah obat terbaik

ilustrasi tertawa (pexels.com/Julia Avamotive)

Cara menghilangkan stres selanjutnya adalah dengan tertawa. Kaum Stoa percaya bahwa humor dibutuhkan di dunia yang sering ditandai dengan rasa sakit dan penderitaan. Tertawa adalah obat termurah dan terbaik untuk menghilangkan stres. Tertawa dapat mengurangi stres karena tertawa melepaskan endorfin, yang berperan sebagai depresan dan dapat memperbaiki suasana hati.

Cobalah tonton salah satu film lucu favorit kamu yang sudah lama tidak kamu tonton ketika kamu lagi stres. Atau coba lakukan sesuatu yang membuat kamu tertawa terbahak-bahak. Saat hidup menjadi terlalu stres, saat dunia membuatmu menangis, marah dan putus asa, ingatlah apa yang dikatakan kaum Stoa, "Kamu selalu punya kesempatan untuk menertawakannya."

Terakhir, inilah lima cara menghilangkan stres menurut filosofi Stoa. Apa pun yang terjadi pada kamu, cobalah menanggapi ajaran kaum Stoa. Tidak ada salahnya kamu mencoba menerapkan hal ini ke kehidupanmu. Barangkali stres kamu dapat diatasi setelah menerapkannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team