Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kerja di kantor (pexels.com/CoWomen)
ilustrasi kerja di kantor (pexels.com/CoWomen)

Imposter syndrome merupakan kondisi psikologis di mana seseorang terus meragukan kemampuannya sendiri, seperti dilansir WebMD. Ia merasa tidak pantas atas pencapaian yang diraih. Muncul rasa tidak percaya diri yang dapat menghambat perkembangan dan kesuksesan.

Kondisi imposter syndrome membuat seseorang merasa seperti penipu. Ia berpikir dirinya tidak sehebat yang diyakini orang lain, sehingga timbul ketakutan jika kebohongannya akan terbongkar. Perasaan tersebut bisa muncul meski bukti kesuksesan ada dalam genggamannya.

Penyebab kondisi ini cukup beragam. Bisa jadi karena pola asuh orangtua atau pengalaman tertentu yang meninggalkan trauma. Supaya lebih jelas tentang imposter syndrome, mari mengenali lima ciri-ciri yang muncul pada penderitanya berikut ini.

1. Perfeksionis dalam banyak hal

ilustrasi sedang mencatat (pexels.com/George Milton)

Ciri pertama yang muncul pada penderita imposter syndrome adalah sikap mereka yang perfeksionis. Sebagai manusia biasa, tentu kita akan merasa lelah jika mengejar kesempurnaan. Namun, mereka yang mengalami imposter syndrome terdorong untuk menjadi sempurna dalam banyak hal.

Perfeksionisme muncul karena ketakutan yang mendalam. Penderita imposter syndrome takut gagal dan dipandang buruk oleh orang lain. Ketidakpuasan selalu menghantui saat menemukan kesalahan atau kekurangan. Sikap ini jelas bisa menjadi bumerang dalam proses pertumbuhan diri.

2. Bersikap seperti pahlawan

ilustrasi diskusi dengan rekan kerja (pexels.com/SHVETS production)

Siapa sangka, bersikap layaknya pahlawan juga sering muncul pada penderita imposter syndrome. Bukan karena merasa heroik, tetapi lebih kepada perasaan tidak berharga yang mendorong mereka untuk terus membuktikan diri. Banyak tugas ingin diambil dan diselesaikan sendiri.

Meski sering berhasil menyelesaikan tugasnya, orang dengan imposter syndrome selalu merasa tidak puas. Alih-alih bangga pada diri sendiri, ia malah terjebak dalam lingkaran ketidakpuasan diri. Salah satu contohnya adalah sering mengatakan "ya", padahal mungkin tidak mampu dan tidak punya cukup waktu.

3. Cenderung menolak hal baik

ilustrasi sedang melamun (pexels.com/Liza Summer)

Ciri yang paling mencolok adalah kecenderungan untuk menolak hal baik dan pujian dari orang lain. Pencapaian apa pun tidak akan ada artinya bagi penderita imposter syndrome. Merasa tidak cukup berharga membuatnya merasa tidak layak mendapatkan hal-hal baik.

Penderita imposter syndrome akan menolak segala bentuk kebaikan dan pujian. Dukungan yang seharusnya jadi motivasi justru menjadi racun bagi dirinya. Contohnya, saat menerima pujian atas pencapaiannya, ia akan menegaskan bahwa itu hanya keberuntungan, bukan karena usaha dan kompetensinya.

4. Terlalu takut akan kegagalan

ilustrasi orang merasa stres (pexels.com/cottonbro studio)

Kegagalan sejatinya merupakan hal wajar yang bisa terjadi pada setiap orang. Namun, kegagalan sekecil apa pun akan terasa menyiksa bagi penderita imposter syndrome. Saat mengalami kegagalan, mereka merasa telah melakukan hal yang sangat memalukan, rasanya seperti penipu yang akhirnya ketahuan.

Penderita imposter syndrome punya ketakutan yang besar akan kegagalan. Pada akhirnya, ia tidak berani mengambil resiko, mengajukan ide, bahkan hanya sekadar berpendapat sekalipun. Di sisi lain, dirinya berusaha bekerja lebih keras untuk menjadi lebih baik meski kadang tertekan.

5. Takut akan kesuksesan

ilustrasi stres karena bekerja (pexels.com/Anna Shvets)

Lebih parah lagi, ciri penderita imposter syndrome biasanya takut akan kesuksesan. Kompetensi yang dimilikinya terasa minim untuk sebuah kesuksesan yang besar. Ia khawatir tidak akan mampu menangani tugas dan tanggung jawabnya dengan maksimal.

Lagi-lagi, kekhawatiran muncul akibat perasaan tidak layak dan tidak berharga. Orang dengan imposter syndrome merasa setiap pencapaiannya hanya sebuah keberuntungan semata. Pada akhirnya, ia tidak percaya bahwa dirinya pantas untuk kesuksesan yang lebih besar dalam hidupnya.

Jika kamu merasa memiliki ciri-ciri tadi, segera latih kepercayaan diri. Hindari belenggu imposter syndrome dengan menerima dan menghargai setiap kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Percayalah, kamu layak mendapatkan hasil dari kerja kerasmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team