5 Ciri Manipulasi Berkedok Pujian, Gak Diucapkan dengan Tulus

Dikenal, diakui, dan dipuji karena kemampuan kita terasa menyenangkan. Rasanya seperti diyakinkan bahwa kamu telah melakukan hal yang benar. Itu menghilangkan ketakutan dan keraguan yang sempat hadir. Jadi lumrah sekali untuk merasa senang ketika dipuji.
Namun, pujian pun memiliki sisi gelap sendiri. Banyak dari kita yang tidak menyadari ketika pujian berubah menjadi alat untuk memanipulasi. Kelihatannya bagus dari luar, tapi bila ditelaah ternyata pujian itu bermaksud lain. Biar tidak mudah tertipu, simak lima ciri manipulasi berkedok pujian yang harus diwaspadai. Jangan kesenangan dulu, nih!
1.Ketika diucapkan bebarengan dengan insecurity mereka terhadap diri sendiri
Pernah tidak, kamu menemui seseorang memujimu sekaligus merendahkan dirinya di hadapanmu? Misal, “Hebat banget kamu bisa peringkat satu! Kalau aku, sih, pasti tidak akan bisa”. Walau tentu kalimat itu tidak selalu punya maksud untuk memanipulasi, tapi kamu wajib untuk waspada.
Bisa jadi, orang tersebut mengucapkan pujian padamu untuk memenangkan hatimu. Untuk memperkuat hubungan kalian, ia menerima, mengakui, memuji sudut pandang serta tindakanmu. Plus di tengah-tengahnya, ia menyisipkan kalimat merendahkan diri untuk menuai simpatikmu. Bisa jadi, orang ini tidak benar-benar tulus dengan pujiannya padamu.