Di era media sosial, interaksi digital bisa jadi seintim atau seberjarak yang kita inginkan. Fenomena yang sering terjadi adalah soft blocking, yaitu tindakan memblokir seseorang lalu segera membuka blokiran itu kembali agar mereka otomatis berhenti mengikuti kita. Ini sering dianggap solusi “halus” untuk menjaga ruang pribadi tanpa konfrontasi langsung.
Tapi, pernahkah kamu berpikir tentang dampak psikologis dari tindakan ini? Meski tampak sepele, soft blocking bisa meninggalkan jejak emosional yang cukup dalam, terutama jika dilakukan dalam hubungan yang dekat. Tanpa komunikasi yang jelas, soft blocking sering kali menimbulkan tanda tanya besar bagi pihak yang terkena. Dampak emosional ini bisa memicu berbagai perasaan negatif yang berlarut-larut. Yuk, kita bahas lima dampak psikologis yang perlu kamu pahami sebelum memutuskan untuk soft block seseorang!