Siapa yang mengira kalau ternyata IDN Media bisa besar seperti saat ini lahir dari sebuah ‘keisengan’ dari Winston. Menurut pemuda berusia 27 tahun ini, IDN Media bermula dari sebuah blog yang dibuatnya untuk menghilangkan rasa bosan sehabis pulang kerja.
“Awalnya kan aku kerja di Google, terus pulangnya nganggur, terus ngapain ya? Masa cuma di rumah browsing-browsing gak jelas,” ungkap Winston. Dan karena ia termasuk orang yang lebih suka produktif, maka ia pun iseng membuat blog yang diisi dengan berbagai tulisannya. Karena Winston sendiri memang suka membaca berita.
“Jadi aku iseng buat blog, nulis 10 artikel, itu Maret 2014-an. Habis itu lumayan banyak yang baca. Terus aku coba lanjutin lagi,” sambungnya yang mengaku membangun IDN Media bersama adiknya.
Winston sendiri tak pernah memikirkan bahwa blog yang dibuatnya itu bisa menjadi sebuah perusahaan.
“Nah, itu awalnya itu gak kepikiran jadi company. Aku cuma ngerjain habis pulang kerja setiap hari. Tapi, kok, lama-lama asyik juga. Nyisihkan gaji akhirnya, cari (pekerja) part-time. Baru setahun setengah (berjalan) sudah keliatan bentuknya, baru (kepikiran) kita bikin company,” kisahnya.
Nah, itu tadi beberapa bocoran yang berhasil didapat oleh penulis setelah datang ke community gathering IDN Times. Penulis sendiri merasa beruntung karena kali itu bisa bertatap muka langsung dengan Winston, Uni Lubis, Ernia, Ruth, dan beberapa teman-teman dari IDN Times lainnya.
Oh, iya, ada lagi pesan yang disampaikan oleh Winston kemarin. Winston sempat mengatakan kalau hidup ini penuh dengan ketidakpastian kecuali kematian. Jadi, karena kita sudah tahu di dunia ini ujung-ujungnya akan meninggal tanpa tahu pastinya, maka berusahalah sebaik mungkin dalam hidup. Kata Winston, lakukan apa yang ingin kamu lakukan dan yang kamu suka.
“Jadi kalau kamu sudah beneran suka, mau seberapa pun susahnya itu, ya (rasanya) enjoy the process-lah,” tutupnya.
Intinya, lakukan apa yang kamu suka dari sekarang dan tekunilah itu. Kalau kamu suka menulis, teruslah menulis dan nikmati segala prosesnya. Dan percayalah, suatu hari nanti kamu akan bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Penulis sendiri pernah bermimpi ingin menerbitkan buku, dan itu sudah terwujud. Total ada empat buku: tiga buku non-fiksi yang sempat nangkring di Gramedia dan satu lagi buku fiksi yang diterbitkan indie.
Percaya saja mimpi itu bisa jadi nyata, kok!