Menjadi produktif penting untuk berbagai alasan. Hanya saja, banyak orang merasa ajakan untuk produktif hanyalah omong kosong. Sesuatu yang terlalu sulit dijalankan apalagi di tengah situasi pandemi seperti saat ini. Apakah kamu juga berpikir begitu? Apakah benar sesulit itu untuk menjadi produktif? Atau jangan-jangan, tanpa pandemi pun, 5 penghambat produktivitas ini sudah ada dalam dirimu? Cek ya!
5 Hal yang Membuatmu Sulit Produktif, Gak Ingin Berubah?

1.Selalu sinis sama orang-orang yang produktif
Gak usah malu, akui saja dalam hati bila memang kamu kerap bersikap sinis pada orang-orang yang produktif. Dan setelah membaca uraian ini, semoga kamu mau belajar menetralkan perasaanmu pada mereka sehingga sikapmu juga berubah.
Sebab saat kamu sinis pada mereka yang produktif, itu sama dengan belum apa-apa pikiranmu sudah menolak untuk menjadi seperti mereka. Sebanyak apa pun orang yang produktif di sekitarmu, gak akan bisa memengaruhimu.
Kamu malah cuma makin sebal dan menjaga jarak dari mereka dan produktivitas mereka. Padahal sebenarnya pilihan mereka untuk lebih produktif dari hari ke hari juga gak merugikanmu.
Kalau kamu merasa gak nyaman, itu karena kamu hanya sedang mengkhawatirkan nasibmu sendiri. Kekhawatiran yang hanya bisa ditepis jika kamu mau melecut diri lebih keras.
2.Berpikir menjadi produktif itu terlalu ambisius karena harus menghasilkan sebanyak mungkin
Menjadi produktif bukanlah mengubah manusia menjadi mesin yang bisa menghasilkan sesuatu sebanyak-banyaknya setiap hari. Menjadi produktif adalah sesederhana gak membiarkan waktu, kemampuan, dan kesempatan menguap begitu saja.
Maka ukuran produktivitas setiap orang akan berbeda-beda. Cuma dirinya yang tahu apakah sudah cukup produktif atau belum. Wajar akan terasa menjengkelkan bagimu bila tanpa sadar kamu merasa dipaksa mengikuti produktivitas orang lain.
Seperti apa pun gambaran produktivitas orang lain, itu akan tetap terasa terlalu ambisius bagimu karena memang bukan ukuranmu. Ukur waktu, kemampuan, dan kesempatan yang kamu miliki biar jelas standar produktivitasmu.
3.Sering mengambinghitamkan keadaan yang bikin kamu gak produktif
Kondisi pandemi seperti sekarang memang sangat menekan psikis siapa pun. Namun jika kamu bahkan sudah gak produktif sejak sebelum pandemi, artinya penyebabnya bukan pandemi meski sekarang itulah yang menjadi dalihmu.
Coba diingat-ingat kembali, apa saja yang pernah kamu tuduh sebagai penghambat produktivitasmu? Mungkin kurangnya dukungan orang-orang di sekitarmu, sarana yang gak ada, atau kondisi-kondisi lainnya.
Apa pun itu, kamu akan menemukan jalan bila memang kamu sudah bertekad. Dengan kata lain, bila kamu gak kunjung bisa produktif setelah begitu banyak waktu berlalu, mungkin tekadmu memang masih kurang.
Segala kondisi yang dituduh menghambat produktivitas itu gak lebih dari sekadar pembenaran biar kamu gak merasa terlalu bersalah pada diri sendiri. Benar atau betul?
4.Gak mengalami kondisi kepepet
Pada tingkat tertentu, kondisi yang menekan memang membuat energi kita melemah. Akibatnya, sulit untuk kita bisa produktif. Jangankan menjadi produktif, berpikir dengan jernih pun sukar. Kreativitas menurun. Suasana hati memburuk.
Namun kondisi bisa tiba-tiba berubah drastis justru ketika tekanan makin hebat. Tentu ada yang benar-benar gagal mengatasinya. Akan tetapi gak sedikit pula yang justru melejit setelah berhadapan dengan kondisi yang amat sulit.
Faktor kepepet bisa membuat kita jauh lebih berani. Mengerahkan seluruh kemampuan yang tersisa demi menyelamatkan diri. Kita gak lagi terbebani risiko gagal sebab sekarang pun kita sudah cukup gagal.
Kita merasa kalaupun usaha yang dilakukan gagal, itu bukan kondisi yang baru. Namun bila berhasil, itu akan membebaskan kita dari jeratan kesulitan. Kita akan bertarung habis-habisan.
Jika kamu belum pernah mengalami kondisi semengancam ini, wajar bila kamu masih gak yakin bisa produktif atau justru merasa itu memang gak perlu.
5.Belum menemukan bidang yang disukai
Kesukaan kita pada suatu bidang sedikit banyak memang akan memengaruhi produktivitas kita. Kita gak merasa terpaksa melakukannya. Bahkan larut di dalamnya membuat kita merasa lebih hidup.
Sebaliknya di bidang yang gak disukai, tentu kita akan merasa enggan bahkan stres Jadi, apakah kamu sudah benar-benar mengetahui bidang kesukaanmu? Kalau belum, itulah PR utamamu biar kamu lebih mudah menjadi produktif.
Sudah ketahuan kira-kira mana yang menjadi penyebab kamu sulit produktif? Segera diatasi, ya!