Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kebahagiaan (pixabay.com/Pexels)
ilustrasi kebahagiaan (pixabay.com/Pexels)

Penerimaan diri menjadi isu yang berkembang, seiring dengan semakin tingginya kepedulian akan kesehatan mental. Oleh sebab itu, banyak orang yang berlomba untuk mencintai diri sendiri. Namun, benarkah kamu sudah mampu menerima dan mencintai diri sendiri? Karena itu merupakan keputusan yang agak sulit.

Pasalnya, menerima kelebihan diri akan lebih mudah ketimbang menerima kekurangan dalam diri. Apalagi kalau lingkungan pergaulanmu menuntut harus serba sempurna. Namun, kalau nyatanya kamu sudah bisa menerima diri sendiri, lima hal ini seharusnya tak perlu kamu takutkan lagi. 

1. Anggapan orang lain terhadap dirimu

ilustrasi belanja (pixabay.com/borevina)

Yang pertama pastinya dampak omongan orang lain kepada dirimu. Karena sesungguhnya, orang lain itu sangat suka menilai sesuatu. Kalau kamu masih belum bisa menerima diri sendiri dan berdamai dengan segala kekurangan yang dimiliki, malah omongan orang lain akan membuatmu down. Karena kamu mengizinkan omongan itu masuk ke pikiranmu.

Akan tetapi, kalau kamu sudah menerima diri sendiri dan hati juga mengonfirmasinya, maka mau seberapa buruk omonganmu pasti tidak akan masuk ke dalam hatimu. Karena kamu tahu siapa dirimu, apa kelebihan dan kekuranganmu. Enak banget, 'kan?

2. Terkena depresi panjang

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/1388843)

Menerima diri sendiri bukan berarti bebas dari masalah atau stres. Karena lagi-lagi, tak semua hal di dunia ini bisa kamu kendalikan. Ada banyak hal yang berada di luar kendali yang berpotensi membuat kamu bisa pusing juga karena masalah tersebut. 

Kemungkinan besar, kamu tidak akan jatuh terlalu dalam. Sebab kamu tahu, nilai dirimu sendiri dan bagaimana menghadapi masalah tersebut. Lelah itu wajar sebagai manusia. Tetapi dengan menerima diri sepenuhnya, kamu seperti punya support system dalam diri yang membuat semua masalah bisa diatasi. 

3. Khawatir akan hal yang belum terjadi

ilustrasi kekhawatiran (pixabay.com/libellule789)

Selanjutnya dampak luar biasa dari menerima diri sendiri adalah kamu tak perlu takut akan suatu hal yang belum terjadi. Sebab, dirimu punya keyakinan kuat akan suatu hal karena sudah mengerahkan apa yang kamu bisa. Bahkan saat memang hasilnya tak sesuai dengan keinginan, kamu tak akan begitu kecewa.

Khawatir akan suatu hal yang belum terjadi adalah bentuk dari ketidakpercayaan sama diri sendiri karena pastinya kamu selalu merasa insecure dan tidak memiliki pikiran yang positif. Dengan percaya dan menerima diri sendiri, maka kamu bisa bebas dari rasa khawatir berlebihan. 

4. Disukai atau tidak oleh calon pasangan

ilustrasi kencan (pixabay.com/StockSnap)

Poin selanjutnya berkaitan dengan jodoh. Ketika kamu merasa insecure, maka kamu cenderung ingin menjadi seperti yang diinginkan oleh calon gebetan. Misalkan saja kamu sebenarnya bukan anak nongkrong. Tetapi karena gebetan punya lingkungan sosial yang suka nongkrong, akhirnya kamu ikut-ikutan dan tidak nyaman sendiri.

Tetapi beda hal kalau kamu sudah menerima diri sendiri. Dirimu tak lagi merasa harus menjadi seperti orang yang diinginkan oleh calon gebetan. Karena bagimu, dia akan menyukai apa yang memang menjadi dirimu. Kalau dia tidak suka, tinggal pergi saja. Wah, percaya dirinya meningkat banget, 'kan?

5. Mendapat pujian atau tidak atas usahamu

ilustrasi jatuh cinta (pixabay.com/InstagramFOTOGRAFIN)

Yang terakhir adalah tentang pujian atau apresiasi ketika sudah berhasil melakukan sesuatu. Kamu tidak lagi mengejar pujian dari orang lain. Sebab bagimu, pengakuan diri sendiri itu jauh lebih penting ketimbang orang lain.

Memang pengakuan itu diperlukan supaya kamu naik level. Tetapi caranya tidak perlu dengan mempublikasikannya. Cukup hanya kamu dan orang itu yang tahu. Termasuk kebahagiaan serta berapa lama kesedihannya. Orang lain hanya sebagai penegasan dalam sebuah fase.

Jadi, apakah kamu sudah menerima diri sendiri dengan baik? Memang sangat sulit untuk menerima diri sendiri. Butuh waktu dan pelajaran, supaya kamu mengenal siapa diri sendiri. Barulah bisa menerima dan berdamai dengan diri sendiri. Semangat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team