Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan berpose (pexels.com/Cottonbro)
ilustrasi perempuan berpose (pexels.com/Cottonbro)

Cara kita dalam bersikap dan berperilaku memang menjadi salah satu patokan orang lain dalam menilai diri kita. Ketika memiliki serangkaian sikap yang baik, maka orang juga akan menilai kita sebagai sosok yang memiliki karakter positif. Begitupun ketika kita masih melanggengkan sikap-sikap buruk yang tidak seharusnya, orang akan menilai kita sebagai sosok yang memiliki karakter diri negatif.

Namun pada kenyataannya, masih cukup banyak orang yang betah melanggengkan sikap yang berpotensi memicu pandangan buruk tersebut. Bahkan mereka menganggap itu sebagai suatu hal yang lumrah. Apa sajakah itu? Berikut ini merupakan lima karakter negatif yang sering dibenci oleh lingkungan sosial.

1. Humblebrag

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Fauxels)

Pernahkah kamu berjumpa dengan teman yang mengucapkan "duh, sayangnya nilaiku cuma 90" atau "apalah aku yang gajinya hanya dua kali UMK"? Kalimat tersebut seolah sudah tidak asing lagi di telinga. Ada saja perilaku merendah namun sebenarnya ingin menunjukkan pencapaian.

Perlu diketahui, humblebrag atau perilaku merendahkan untuk meroket merupakan salah satu di antara karakter negatif yang dibenci oleh lingkungan sosial. Padahal pencapaian yang menurutmu tidak seberapa bisa jadi merupakan impian yang susah dicapai banyak orang.

2. Overproud

ilustrasi model perempuan (pexels.com/Ali Pazani)

Siapa, sih yang tidak bangga dengan beragam pencapaian membanggakan dalam hidup? Kamu memiliki prestasi akademis yang mentereng begitupun karir yang terbilang cemerlang. Memiliki rasa bangga sebenarnya boleh-boleh saja, kok asal tidak melebihi batas wajar.

Lantas, bagaimana jadinya jika kamu justru overproud? Perlu diketahui, rasa bangga berlebih atau overproud merupakan salah satu karakter negatif yang dibenci lingkungan sosial. Alih-alih segan, yang ada orang justru tidak akan respek kepadamu.

3. Flexing

ilustrasi selfie (pexels.com/Anna Shvets)

Keberadaan media sosial memang menjadi tantangan tersendiri. Terlebih lagi dengan adanya beragam perilaku saling menunjukkan pencapaian, kesuksesan, dan kekayaan diri. Bahkan ada beberapa orang dengan pencapaian belum seberapa yang dengan berani mendeklarasikan dirinya sendiri bahwa ia orang paling sukses.

Perilaku demikian ini biasa disebut dengan flexing. Meskipun dianggap lumrah, tapi perilaku flexing juga termasuk salah satu di antara sekian karakter negatif yang dibenci lingkungan sosial, lho. Orang-orang tidak akan merasa kagum padamu, justru sebaliknya akan memandangmu sebelah mata.

4. Gossiping

ilustrasi bergosip (pexels.com/Keira Burton)

Bergosip tentu menjadi aktivitas yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar. Selalu ada saja cara yang dilakukan untuk menguliti keburukan orang lain. Bahkan setitik permasalahan saja bisa menjadi besar bahkan melenceng dari informasi sebenarnya.

Jika kamu termasuk tipe orang yang hobi bergosip, ketahuilah ini merupakan salah satu di antara karakter negatif yang cukup dibenci oleh lingkungan sekitar. Bahkan gosip yang terlanjur disebarkan bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri, lho.

5. Playing victim

ilustrasi bersedih (pexels.com/Cottonbro)

Istilah playing victim pasti sudah sering kita dengar. Sebutan ini merujuk pada mereka yang hobi memancing permasalahan namun sering berpura-pura sebagai pihak yang dirugikan. Bahkan tidak jarang mereka akan melempar kesalahannya pada orang lain yang tidak tahu apa-apa.

Menjadi seseorang yang gemar playing victim, bukan tidak mungkin jika kamu akan dijauhi oleh lingkungan sekitar. Ini merupakan salah satu karakter negatif yang dibenci oleh lingkungan sosial. Jika terus seperti ini, tentu kamu akan semakin terkucilkan akibat tindak-tandukmu sendiri.

Bergaul dalam lingkungan sosial, tentu kita harus mampu menjaga sikap sebaik mungkin. Kira-kira dari lima karakter negatif di atas, mana saja yang masih kamu langgengkan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team