ilustrasi minta maaf saat Lebaran (pexels.com/RDNE Stock project)
Memulai permintaan maaf dengan pengantar yang bertele-tele dapat mengurangi ketulusan dalam penyampaiannya. Jika kita terlalu banyak memberikan alasan sebelum benar-benar meminta maaf, permintaan maaf tersebut bisa terdengar seperti pembelaan diri. Hal itu dapat membuat orang lain merasa bahwa kita lebih fokus pada mencari alasan daripada benar-benar mengakui kesalahan.
Sebaiknya kita langsung menyampaikan permintaan maaf tanpa berbelit-belit. Mengakui kesalahan secara langsung akan lebih mudah diterima dibandingkan dengan memberikan alasan yang panjang lebar. Dengan demikian, orang yang mendengar akan merasa lebih dihargai dan terbuka untuk memaafkan.
Meminta maaf bukan sekadar formalitas, tetapi juga tentang bagaimana kita menunjukkan ketulusan dan rasa tanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan. Dengan menghindari lima kata di atas, kita bisa memastikan bahwa permintaan maaf kita benar-benar sampai ke hati orang yang menerimanya. Sebab Lebaran bukan hanya soal tradisi, tetapi juga tentang memperbaiki hubungan dan saling memaafkan dengan sepenuh hati.