Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kesal (pexels.com/Karolina Grabowska)

Marah merupakan salah satu emosi yang secara natural dapat dirasakan oleh semua manusia. Emosi negatif ini biasanya timbul jika ada pemicu, seperti merasa direndahkan, diserang, diperlakukan tidak adil, dan lain sebagainya.

Ketika marah, manusia cenderung kehilangan kendali diri dan melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan penyesalan di masa yang akan datang. Jenis marah seperti inilah yang paling umum dan terasa mudah sebab kita hanya perlu mengikuti emosi sesaat yang menggebu-gebu.

Dalam buku The Nicomachean Ethics, filsuf Yunani, Aristoteles menulis sebuah ungkapan yang berbunyi, “Siapa pun bisa marah. Marah itu mudah, tetapi marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik, bukanlah hal yang mudah.”.

Ungkapan tersebut memunculkan perspektif baru terkait kebiasaan marah yang baik yang hendaknya bisa diamalkan oleh semua orang. Dengan begitu, hal-hal yang seharusnya tidak terjadi pun dapat dihindari. Berikut ini adalah penjabaran lebih lanjut mengenai pernyataan Aristoteles tersebut.

1.Marah pada orang yang tepat

ilustrasi menasihati seseorang (pexels.com/Sora Shimazaki)

Kamu hendaknya selalu mengingat apa atau siapa yang memicu amarah. Jangan sampai orang yang tidak mengetahui apa-apa menjadi sasaran pelampiasan emosimu.

Misalnya, kamu mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari rekan kerjamu. Maka, orang yang seharusnya mendapat teguran adalah si rekan kerja tersebut. Jangan sampai permasalahan di tempat kerja terbawa-bawa ke rumah hingga pasangan dan anak-anak pun terkena imbasnya.

2.Marah dengan kadar yang sesuai

Editorial Team

Tonton lebih seru di