Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Ron Lach)

Jika Ramadan sudah berjalan setengah bulan, tak terasa sebentar lagi akan segera berakhir. Minggu ketiga dan keempat biasanya terasa jauh lebih cepat. Kamu pun merasa kurang tenang seiring makin dekatnya Idul Fitri. Tentu bukan karena dirimu tidak senang bakal tiba di hari kemenangan. 

Berpuasa di bulan Ramadan dan sampai di hari raya adalah harapan seluruh umat Islam. Namun, sebagai manusia biasa ada saja hal-hal yang mengalihkan pikiranmu dari kekhusyukan dalam ibadah. Bila pikiran sudah terusik, perasaan menjadi ikut kurang stabil. Satu sisi kamu ingin segera Lebaran, tapi di sisi lain juga masih merasakan nikmatnya Ramadan.

Kecemasanmu juga sangat dipengaruhi oleh berbagai kebiasaan setempat. Ramadan tak lagi sekadar umat Islam diwajibkan berpuasa, melainkan ada banyak hal yang berkaitan dengan tradisi serta orang lain. Konteks agama berpadu dengan konteks sosial. Kalau kamu mengalami lima kecemasan di bawah ini, segera redam biar ibadahmu tetap lancar dan hatimu tenang kembali.

1. Cemas mempersiapkan Lebaran

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Jack Sparrow)

Kalau sekadar berpuasa, dirimu sudah terbiasa. Meski kamu tak tahu ibadah puasamu diterima Allah SWT atau tidak, dirimu yakin Ia selalu melihat kesungguhanmu dalam beribadah. Kamu percaya tak ada yang sia-sia dari usahamu untuk taat pada perintah-Nya, termasuk perintah berpuasa di bulan Ramadan.

Akan tetapi, saat dirimu berhadapan dengan sesama manusia malah sering overthinking. Lebaran yang sebenarnya tidak diharuskan untuk membuat acara ini itu sampai memberatkan keuangan, pada praktiknya sering tetap ribet. Ada perasaan gak enak apabila dirimu tidak seheboh orang lain dalam mempersiapkan Idul Fitri.

Menjelang akhir Ramadan, tiada hari tanpa kamu memikirkan pakaian baru dan belanja bahan masakan untuk makanan khas Idul Fitri. Juga oleh-oleh jika mudik, salam tempel, parsel buat beberapa orang, dan sebagainya. Semua itu butuh uang yang tak sedikit dan ketelitian dalam menyiapkan.

Kamu khawatir kalau-kalau Lebaran yang hanya sekali setahun tidak berjalan sesuai rencana. Semangat menyambut hari kemenangan tentu baik sekali. Akan tetapi, jika dirimu menjadi pusing tujuh keliling maknanya perayaan Idul Fitri di rumahmu mesti disederhanakan. Gak apa-apa Lebaran di rumahmu tidak semeriah di rumah orang lain. Terpenting keuangan aman dan dirimu dapat beribadah dengan tenang.

2. Buat perempuan, khawatir haid di 10 hari terakhir Ramadan

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/PNW Production)

Setiap hari di bulan Ramadan tentu istimewa. Akan tetapi, pada 10 hari terakhir bulan puasa terdapat malam Lailatulqadar atau malam seribu bulan. Segala kebaikan akan diberi balasan berlipat. Namun, perempuan tidak bisa memastikan akan dapat salat dan berpuasa di akhir Ramadan. 

Bila kamu perempuan dan di awal Ramadan gak bisa ikut berpuasa karena menstruasi, biasanya di akhir bulan juga kembali haid. Ini tidak dapat dicegah sehingga dirimu mesti menerima takdir. Meski kamu sedih tak boleh salat dan berpuasa, masih banyak kebaikan yang bisa dilakukan.

Seperti dengan dirimu memperbanyak zikir dan bersedekah. Bahkan kamu memasak untuk anggota keluarga berbuka dan sahur pun sudah suatu kebaikan yang besar. Doa-doamu juga akan tetap didengar oleh Allah SWT sekalipun kondisimu sedang tidak suci.

Hanya karena perempuan tengah datang bulan, bukan berarti kamu bakal jauh dan dianaktirikan oleh Penciptamu. Tetaplah tenang dan berpikir baik tentang Allah SWT. Ia yang menghendaki kamu terlahir sebagai perempuan. Jangan merasa bersalah ketika dirimu terpaksa tidak berpuasa dan salat lantaran datang bulan.

3. Takut tahun depan gak bisa lagi bertemu Ramadan

ilustrasi salat (pexels.com/Alena Darmel)

Sesehat apa pun kamu hari ini memang bukan jaminan dirimu akan dapat kembali berjumpa Ramadan di tahun depan. Usia benar-benar misteri. Namun, tidak ada gunanya cemas berlebihan tentang hal-hal yang gak bisa diketahui jawabannya saat ini. Kamu justru hanya akan bertambah khawatir.

Dengan kesadaran bahwa tahun depan belum tentu dirimu bisa kembali menjalankan puasa Ramadan, manfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya. Anggaplah ini bulan puasa terakhir bagimu. Maksimalkan ibadahmu dan rawat hubunganmu dengan orang-orang.

Jika kemarin-kemarin kamu terlibat masalah dengan orang lain, segera selesaikan baik-baik. Mintalah maaf pada orang-orang yang pernah disakiti olehmu. Juga mintalah ampunan pada Allah SWT. Obati rasa cemasmu dengan berdoa penuh sungguh agar Ia menerima ibadah serta amal baikmu. Juga supaya dirimu kembali dipertemukan dengan Ramadan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani.

4. Tidak tahu bisa mudik atau gak

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Ron Lach)

Persoalan berikutnya yang sering bikin orang cemas mendekati Idul Fitri ialah mudik. Pulang kampung tidak selalu mudah dilakukan, khususnya ketika dirimu mengalami keterbatasan finansial. Apabila kamu gak mudik, tabungan yang pas-pasan bisa digunakan untuk banyak hal.

Kebutuhan dapur terpenuhi dengan baik. Demikian pula persiapan uang sekolah anak di tahun ajaran baru. Namun bila kamu pulang kampung, tabunganmu menjadi berkurang cukup banyak. Betul bulan depan dirimu akan kembali memperoleh gaji. Namun, boleh jadi uang yang dikeluarkan untuk mudik melebihi THR sehingga tabungan ikut terkuras.

Untukmu yang merantau memang kudu siap Lebaran di mana pun. Jangan mewajibkan diri mudik Lebaran apa pun yang terjadi. Meski kamu sangat menginginkannya, hidup juga harus realistis. Apabila situasi keuanganmu tak memungkinkan untuk mudik, tunda saja dulu.

Perantau kudu tangguh, termasuk dalam mengatasi rindu. Syukuri kalau kamu dapat pulang kampung sebelum Lebaran. Jika pun tidak bisa, pulang di hari-hari lain juga tak apa-apa. Amankan dulu kondisi finansialmu biar kepulanganmu nanti gak bikin kamu dan keluargamu di kampung stres.

5. Stres membayangkan pertanyaan keluarga dan tetangga di kampung

ilustrasi berdoa (pexels.com/Zeynep Sude Emek)

Andai pun dari segi keuangan sama sekali tidak ada masalah untukmu mudik, kecemasan lain bisa timbul. Dari pengalaman yang sudah-sudah, kumpul keluarga dan bersilaturahmi dengan tetangga di kampung halaman kerap kurang menyenangkan. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh mereka.

Sebagian besarnya mengusik privasimu. Misalnya, pertanyaan tentang kapan nikah, sudah punya anak atau belum, di kota telah bisa membeli apa saja, dan sebagainya. Akibatnya, sekarang dirimu seperti trauma. Seiring Lebaran yang makin dekat, kecemasanmu meningkat.

Kamu tak tahu masih kuat atau tidak menghadapi pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Menolak kembali bertemu dengan orang-orang yang senang menanyakan privasi sebetulnya hakmu. Namun, ini sulit dilakukan apabila kalian bersaudara atau bertetangga dekat.

Solusinya, kamu bisa langsung mengirim pesan di grup keluarga. Intinya, saat kalian kumpul Lebaran nanti dirimu gak mau ditanya tentang beberapa hal. Ketika kamu bertemu tetangga yang paling gemar mencampuri urusan pribadi pun dapat langsung menebak apa yang hendak ditanyakannya. Tambahkan dengan tegas tetapi tetap santai bahwa kali ini kamu tidak menerima pertanyaan sejenis.

Berbagai kecemasan menjelang berakhirnya Ramadan tidak selalu berkaitan dengan ibadah puasa. Tekanan lingkungan tak jarang menjadi penyebabnya. Tenangkan dirimu supaya tetap bisa berkonsentrasi dalam beribadah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team