Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Back Yi Jin (instagram.com/tvn_drama)

Baru saja tayang pada Sabtu (12/11/2021) lalu, drama Korea Twenty-Five, Twenty-One sukses mencetak rating sebesar 8 persen di episode kedua. Tak hanya chemistry antara Nam Joo Hyuk dan Kim Tae Ri yang dipuji, tetapi drama Korea yang berlatar 1998-an ini memiliki alur cerita yang relatable dengan kehidupan saat ini, lho.

Twenty-Five, Twenty-One di dua episode perdana menceritakan tentang perjuangan Back Yi Jin (Nam Joo Hyuk) yang berjuang mati-matian untuk bertahan hidup di saat krisis moneter melanda Korea Selatan. Ia bahkan tak sempat untuk merasakan kebahagiaan di masa mudanya karena sibuk mencari pekerjaan.

Kebanyakan penonton drama Korea ini mengaku merasa relate dengan karakter Back Yi Jin di tengah pandemik yang sedang melanda dunia sejak 2020 lalu. Berikut ini beberapa kondisi Back Yi Jin yang relatable dengan kehidupan saat ini.

1. Hidup di masa krisis

potret Back Yi Jin (instagram.com/tvn_drama)

Nam Joo Hyuk yang berperan sebagai Back Yi Jin diceritakan harus cuti kuliah dan memutuskan untuk mencari pekerjaan saat Korea Selatan mengalami krisis moneter pada 1998. Saat itu, ekonomi mengalami resesi dan banyak perusahaan yang bangkrut, termasuk milik orangtua Back Yi Jin.

Bahkan, Back Yi Jin yang sedari kecil terbiasa hidup di rumah yang luas dan mewah, pada akhirnya harus pindah ke kontrakan yang sempit dengan barang-barang seadanya. Keadaan yang dialaminya mirip dengan kondisi kita pada saat ini.

Sejak pandemik melanda dunia, pertumbuhan ekonomi di setiap negara menjadi tidak stabil. Menurut Bob Azam, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pada Oktober 2021 lalu, 15 juta UMKM di Indonesia berada di ambang kebangkrutan akibat pandemi.

Keadaan saat ini bahkan telah menciptakan suatu normal yang baru untuk kita, seperti work from home. Namun, perekonomian di Indonesia berangsur-angsur mulai membaik dengan dilaksanakannya vaksinasi secara merata kepada masyarakat.

2. Sulit mencari pekerjaaan

Editorial Team

EditorAnis

Tonton lebih seru di