Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan melihat pemandangan (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Nasihat untuk menjadi sosok yang berani keluar dari zona nyaman kerap melintas di pikiran. Memang tidak dapat dipungkiri jika berani keluar dari zona nyaman membawa banyak manfaat. Termasuk membentukmu jadi sosok yang tangguh dan mandiri.

Tapi sayangnya, tidak sedikit orang salah kaprah dengan konsep keluar dari zona nyaman. Bahkan ada yang menyempitkan pengertian tersebut. Lantas, apa sajakah pemahaman yang salah tersebut? Berikut penjelasannya.

1. Keluar dari zona nyaman sama dengan merantau

ilustrasi perempuan menyeret koper (pexels.com/Gustavo Fring)

Ada banyak alasan mengapa seseorang memutuskan merantau. Entah itu karena latar belakang pendidikan ataupun alasan pekerjaan. Tapi sayangnya, ini memunculkan pemahaman yang salah.

Banyak orang memiliki anggapan bahwa keluar dari zona nyaman harus merantau. Padahal sudut pandang seperti ini masih harus diperbaiki. Keluar dari zona nyaman bisa dilakukan dengan mengasah keterampilan baru.

2. Mereka yang tidak merantau dicap tidak berani keluar zona nyaman

ilustrasi perempuan karier (pexels.com/Moose Photos)

Bagi kawula muda, merantau bukan hal yamg asing lagi. Merantau memang bisa menjadi salah satu cara untuk keluar dari zona nyaman. Namun demikian, yang perlu diingat bahwa ini bukan cara satu-satunya.

Ini turut menjadi pemahaman yang keliru. Mereka yang tidak merantau kerap dilabeli sebagai sosok yang tidak berani keluar dari zona nyaman. Padahal anggapan seperti ini tidaklah benar. Inti dari keluar zona nyaman adalah meningkatkan kualitas diri di manapun berada.

3. Keluar dari zona nyaman harus pergi dari tempat sebelumnya

ilustrasi perempuan bersandar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernahkah kamu melihat seseorang yang pergi dari tempat kerja lama dengan alasan ingin keluar zona nyaman? Secara tidak langsung ini memunculkan anggapan bahwa keluar dari zona nyaman berarti harus meninggalkan tempat sebelumnya.

Tentu saja jenis pemahaman seperti ini harus diluruskan. Keluar dari zona nyaman adalah bagaimana kamu bisa menantang diri sendiri menjadi sosok yang lebih baik ke depannya. Bukan sekadar pergi dari tempat lama.

4. Identik dengan budaya, kebiasaan, dan orang-orang baru

ilustrasi rapat kantor (pexels.com/Fauxels)

Bertemu dengan kebiasaan, kebudayaan, dan orang-orang baru merupakan salah satu upaya untuk keluar dari zona nyaman. Tapi sayangnya, banyak yang beranggapan bahwa keluar dari zona nyaman harus berkaitan dengan hal tersebut.

Jika dirimu memiliki pemahaman demikian, maka mulai sekarang harus diluruskan. Keluar dari zona nyaman bukan hanya kebiasaan, kebudayaan, dan orang-orang baru. Melainkan bagaimana kamu berusaha membentuk kualitas diri yang lebih baik lagi ke depannya.

5. Menganggap orang yang meningkatkan keterampilan tapi di tempat yang sama berarti belum keluar zona nyaman

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Sam Lion)

Di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini, mengasah keterampilan bisa dilakukan di mana saja. Meskipun begitu, ada saja cibiran yang muncul. Orang-orang yang meningkatkan keterampilan diri di tempat yang sama dianggap tidak berkembang dan belum keluar dari zona nyaman.

Anggapan seperti ini tentu saja harus diluruskan. Selama kamu masih mau meningkatkan diri, itu tandanya kamu sudah keluar dari zona nyaman. Kamu sudah berupaya untuk tumbuh menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya. 

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang yang menyalah artikan apa itu keluar dari zona nyaman. Jika kamu masih sering begitu, mulai sekarang perbaiki sudut pandangmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team