Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sedih (pixabay.com/TaniaVdB)

Setiap orang pasti pernah merasakan rasa sakit hati. Ada berbagai macam hal yang membuat kita merasa tersakiti, misalnya karena perilaku pasangan, rekan kerja, bahkan orangtua. Bahkan rasa sakit hati bisa timbul karena diri sendiri, seperti akibat kegagalan yang dialami.

Merasakan sakit hati memang wajar dan manusiawi. Namun yang harus kamu lakukan adalah bagaimana rasa sakit hati itu bisa membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan agar rasa sakit hatimu menjadi motivasi memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.

1. Membiarkan diri untuk merasakan sakit hati yang dialami

ilustrasi sedih (pexels.com/Engin Akyurt)

Ketika kamu merasakan sakit hati, maka biarkan diri untuk merasai sakit hati itu. Berikan waktu agar kamu bisa benar-benar merasakan perasaan tak nyaman yang sedang berlangsung. Bila perlu, hadirkan perasaan marah, kecewa, patah hati, dan rasa sakit terdalam yang kamu miliki.

Luapkan semua rasa tak nyaman itu dengan menangis jika memang diperlukan. Menangis adalah salah satu cara efektif meluapkan rasa sakit hati sehingga rasa sesak di dada akan berkurang. Setelah semua emosi negatif dilepaskan, biasanya perasaan akan membaik dengan sendirinya walaupun masih menyisakan ingatan yang tak menyenangkan.

2. Memaafkan semua kesalahan orang yang menyakiti hati, termasuk diri sendiri

ilustrasi memaafkan (unsplash.com/Erika Giraud)

Setelah berhasil melepaskan emosi, maafkanlah kesalahan orang lain terhadap dirimu.  Memaafkan bukan berarti melupakan kesalahan yang pernah ada, tetapi membuang semua emosi negatif akibat dari kesalahan yang pernah terjadi. Misalnya rasa kesal, sedih, kecewa, marah dan semua rasa negatif yang membuat hati kamu tersakiti.

Mulailah dari memaafkan diri sendiri, memaafkan kesalahan orang lain dan memohon ampunan kepada Tuhan sebagai pemilik diri ini. Dengan memaafkan maka semua beban dalam hati akan menjadi lepas dan kamu akan merasa lega.

3. Berdamai dengan rasa sakit

ilustrasi tersenyum (pexels.com/Giftpundits.com)

Berdamai dengan rasa sakit artinya kamu bisa menerima semua rasa sakit yang pernah dialami. Jangan membohongi diri sendiri atau menampik perasaan sakit hati yang dirasakan, lebih baik ikhlas menjalani dan mengakui bahwa kamu memang pernah atau mungkin sedang mengalami hal yang tidak menyenangkan dan membuat hatimu tersakiti.

Penerimaan terhadap rasa sakit akan membuatmu lebih ringan dalam melalui kehidupan tanpa terbebani rasa bersalah. Hal ini juga mempercepat proses penyembuhan diri terhadap rasa sakit itu.

4. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai

ilustrasi laki-laki merasa kurang percaya diri (pexels.com/Min An)

Seringkali saat merasa sakit hati pikiran negatif muncul begitu saja dan menguasai diri kamu. Perasaan kecewa, benci, amarah dan sejenisnya memang harus diterima dan dirasakan saat mengalami sakit hati. Namun, jangan sampai berlarut-larut hingga mempengaruhi pikiranmu untuk melakukan hal-hal negatif.

Kamu harus tetap mengontrol diri dengan baik dan jangan biarkan pikiran negatif menguasai. Pikirkan akibat dan jangka panjang yang akan kamu terima jika nekat melakukan hal-hal buruk.

5. Jadikan sebagai motivasi untuk memperbaiki diri

ilustrasi semangat (pexels.com/yankrukov)

Ketika kamu menerima hal yang tidak menyenangkan pasti ada sebab yang melatar belakanginya. Mungkin ada ucapan dan perbuatan dari diri kamu yang membuat orang lain kurang dapat menerima sehingga melakukan hal yang membuat kamu sakit hati. Untuk itu jadikan rasa sakit hati yang kamu terima sebagai motivasi untuk memperbaiki diri.

Daripada menyalahkan, lebih baik tinjau lebih dalam ke dirimu sendiri. Lalu, renungkan bagian mana dari dirimu yang mungkin telah menyakiti orang lain. Lakukan perbaikan pada diri secara terus menerus agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Kamu tidak bisa mengontrol bagaimana sikap orang lain agar tidak menyakiti dirimu, tapi agar bisa mengontrol sikap saat merasakan sakit hati. Jadikan rasa sakit hati yang datang bukan untuk melemahkanmu, tapi sebagai pelajaran berharga yang berujung pada perbaikan diri. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team