5 Pengaruh Belief Perseverance terhadap Hubungan Interpersonal

Pernahkah kamu berdebat sengit dengan seseorang, padahal kamu sudah diperlihatkan bukti yang bertentangan dengan argumenmu? Atau, kamu merasa sulit untuk menerima perubahan dalam hubungan karena terikat pada keyakinan lama? Nah, fenomena psikologis bernama belief perseverance mungkin menjadi jawabannya.
Belief perseverance atau keteguhan keyakinan adalah kecenderungan untuk tetap berpegang pada keyakinan meskipun ada bukti yang menunjukkan sebaliknya. Dalam konteks hubungan interpersonal, hal ini dapat berdampak negatif dalam berbagai cara. Nah, berikut adalah lima dampak utama belief perseverance pada hubungan interpersonal.
1. Kesulitan dalam menerima perubahan
Kamu mungkin merasa sulit untuk menerima perubahan atau informasi baru yang bertentangan dengan keyakinan yang sudah ada. Ini dapat menyebabkan resistensi terhadap perspektif yang berbeda dan menghambat komunikasi yang efektif dalam hubungan. Ketika kamu tidak dapat menyesuaikan keyakinan dengan bukti baru, hal ini dapat menciptakan jarak antara kamu dan orang lain, terutama jika mereka telah menerima bukti tersebut dan mengubah pandangan mereka.
Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dapat menyebabkan kamu terisolasi dalam hubungan sosial. Kamu mungkin menemukan diri kamu terjebak dalam pola pikir yang kaku, yang tidak hanya membatasi pertumbuhan pribadi tetapi juga mempengaruhi dinamika hubungan dengan orang lain.