Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sedih (pixabay.com/Dids)
ilustrasi sedih (pixabay.com/Dids)

Sekilas melihat orang yang hidupnya berkecukupan pasti menyenangkan. Mereka ingin apapun tinggal beli. Ingin liburan ke luar negeri, tinggal memesan tiket kapan bisa berangkat.

Padahal apa yang dilihat belum tentu sesuai kenyataan. Walaupun hidupnya berkecukupan dengan banyak harta, bisa jadi seseorang tetap bersedih. Bahkan ia tidak merasakan kebahagiaan. Berikut ini lima penyebabnya.

1. Walaupun punya banyak harta, tapi tidak memiliki keluarga yang penuh kasih sayang

ilustrasi sedih (pixabay.com/Karolina Grabowska)

Keluarga dan orang-orang tersayang memiliki peran penting terhadap kebahagiaan. Rumah megah dengan desain mewah menawan tidak akan ada artinya tanpa diisi orang-orang yang penuh kasih sayang.

Inilah yang menjadi sebab seseorang tetap sedih meskipun hidupnya berkecukupan. Bisa jadi ia memiliki uang berlimpah, namun tidak dengan kasih sayang keluarga. Harta yang dimiliki seolah tidak ada artinya.

2. Orang-orang sekitar hanya memanfaatkan harta dan kekayaannya

ilustrasi sedih (pixabay.com/Joao Jesus)

Melihat orang yang punya banyak harta dan kekayaan memang bikin iri. Banyak orang mendekat dan ingin akrab dengannya. Tanpa bersusah payah mengajak berinteraksi, hidupnya sudah ramai dengan banyak orang.

Tapi yang perlu dipertanyakan, apakah orang-orang itu baik? Terkadang seseorang yang memiliki banyak harta justru kerap bersedih. Orang-orang yang mendekat hanya ingin memanfaatkan harta dan kekayaannya

3. Tidak memiliki teman yang benar-benar tulus

ilustrasi sedih (pixabay.com/Karolina Grabowska)

Dikaruniai teman yang baik adalah dambaan semua orang. Seorang teman yang baik dan tulus akan ada baik suka maupun duka. Tapi menemukan teman seperti ini juga susah-susah gampang.

Penyebab seseorang sedih meskipun bergelimang banyak harta salah satunya karena ini. Harta tidak menjamin teman benar-benar tulus. Mereka datang ketika butuh bantuan namun pergi saat kamu membutuhkan kehadiran mereka.

4. Tidak bisa mensyukuri apa yang sudah dimiliki

ilustrasi sedih (pixabay.com/Sam Lion)

Sudah berulang kali kalimat ini didengar. Bersyukur merupakan kunci utama dari kebahagiaan. Saat kamu mau bersyukur, sesuatu yang sederhana pun terlihat istimewa.

Tapi tidak banyak orang mau mensyukuri nikmat hidup. Inilah yang bikin kekayaan tidak ada artinya. Walaupun hidup bergelimang kemewahan, tapi seseorang tetap sedih karena merasa kurang dan kurang.

5. Selalu mendengarkan komentar pedas dari orang lain

ilustrasi sedih (pixabay.com/Liza Summer)

Menuruti komentar orang sekitar tidak ada habisnya. Kamu menjadi orang sederhana akan dicibir tidak punya apa-apa. Menjalani hidup dengan bergelimang harta dikatakan pamer dan berfoya-foya. Ini menjadi salah satu sebab seseorang tetap sedih meskipun punya banyak harta. Ia tidak bisa menyaring komentar dari orang sekitar. Semua dimasukkan ke dalam hati sehingga mentalnya tertekan.

Hidup berkecukupan ternyata tidak menjamin kebahagiaan. Banyak orang yang kehidupannya bergelimang harta namun malah dipenuhi kesedihan. Dari sini kita bisa belajar bahwa kebahagiaan itu berasal dari rasa syukur dalam hati, bukan sekadar kemewahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team